Senin, 11 Agustus 2025

Banjir di Jakarta

Beredar Video Massa Ngaku Dibayar Rp 100 Ribu untuk Demo Anies Baswedan, Ini Kata Dewi Tanjung

Beredar video yang disebut sebagai pengakuan massa dibayar untuk menjadi peserta aksi demo menuntut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan lengser.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Sri Juliati
Lusius Genik
Politikus PDIP Dewi Tanjung berorasi bersama massa Jakarta Bergerak di patung kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Beredar video yang disebut sebagai pengakuan massa dibayar untuk menjadi peserta aksi demo menuntut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan lengser.

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, M Taufik menyebut dalam video tersebut pihak yang mengaku sebagai massa demo mengatakan ia dibayar Ro 100 ribu.

Politisi PDIP Dewi Tanjung pun dengan tegas membantah pihaknya membayar massa demi menggelar demo lantaran tak ada dana.

Dewi Tanjung juga balik menyindir kubu yang bertentangan dengannya bahwa mereka kerap melakukan demo dengan massa bayaran.

Dilansir Tribunnews.com, sindiran ini disampaikan Dewi Tanjung dalam telewicara KOMPAS PETANG unggahan YouTube KOMPASTV, Rabu (15/1/2020).

"Jangan hanya bisa memfitnah, karena mungkin dari kubu sebelah ini suka membayar, jadi jangan samakan kami membayar, kami tidak punya dana," tegas Dewi Tanjung.

Muhammad Hamim sebagai pendukung Anies Baswedan pun membela diri dan menjelaskan aksi para pendukung sang gubernur juga bukan massa bayaran.

Aksi pendukung Anies Baswedan memang digelar berbarengan dengan aksi sebagian korban banjir penggugat Anies, yakni Selasa (14/1/2020).

"Jadi yang pertama, massa kemarin itu murni relawan Pak Anies, Mbak Dewi. Jadi enggak ada yang dibayar, kalau kita juga datang ke situ ikhlas sendiri," aku Hamim.

Hamim balas menyebut aksi yang dilakukan Dewi Tanjung untuk melengserkan Anies Baswedan sebagai tindakan makar.

Politisi PDIP Dewi Tanjung.
Politisi PDIP Dewi Tanjung. (KOMPAS.COM/RINDI NURIS)

Maka dari itu, Hamim menyebut pihaknya harus datang untuk mendampingi aksi yang ia duga sebagai makar itu.

"Terus yang kedua, Mbak Dewi ini aksinya kemarin untuk menurunkan Pak Gubernur, makanya yang itu kami hadir," ujar Hamim.

"Bang Jafar hadir untuk mengawal. Jadi kalau Mbak Dewi bilang mau turunkan Pak Gubernur tuh makar tuh, kita duga itu makar," sambungnya.

Aksinya disebut makar, Dewi Tanjung langsung tidak terima lantaran baginya istilah makar hanya berlaku untuk menggulingkan kepala negara.

"Makarnya dari mana?" tanya Dewi Tanjung.

"Ya kita duga, itu patut diduga makar," jawab Hamim.

"Makar itu bahasa untuk presiden, sedangkan tidak ada pasal untuk makar untuk kepala daerah, Anda harus mengerti kitab undang-undang," tegas Dewi Tanjung.

Dewi Tanjung menganggap wajar saja warga Jakarta yang kecewa kepada gubernurnya menuntut Anies Baswedan untuk mundur.

Hamim pun membela Anies Baswedan dan menyebut sudah maksimal dalam menangani banjir.

"Jadi Mbak Dewi, kami patut duga ini kemarin aksinya kan makar, karena beritanya itu luar biasa," kata Hamim.

"Satu-satunya gubernur yang cepat menuntaskan banjir Pak Anies," klaimnya.

Tanggapi Tuduhan M Taufik

Sebelumnya, saat menanggapi tuduhan M Taufik, Dewi Tanjung mengaku pihaknya tidak ada dana dan hanya bermodalkan air mineral gelas tanpa memberi nasi bungkus.

Ia mengaku para pendemo adalah sebagian korban banjir Jakarta dan sama sekali tidak menerima bayaran.

"Saya dengan beberapa masyarakat korban banjir di Jakarta itu sama sekali tidak ada namanya dibayar," ujar Dewi Tanjung.

"Modal kami itu hanya Aqua gelas. Jangankan bayaran, uang makan saja, nasi bungkus atau kue pun kami tidak berikan," sambungnya.

Lantaran tak ada dana, mobil komando untuk demo pun Dewi Tanjung harus meminjam.

Dewi Tanjung mengaku para pendemo dipersatukan oleh pemikiran yang sama untuk melengserkan Anies Baswedan.

"Karena kami memang tidak punya dana, mobil komando kami boleh pinjam," ujar Dewi Tanjung.

"Jadi yang ada hanya semangat kami, satu visi misi kami untuk meminta Anies Baswedan mundur."

Dewi Tanjung menegaskan, para pendemo datang dengan kesadaran sendiri tanpa ada uang transportasi atau fasilitas lainnya.

"Dari beberapa korban banjir yang ada di Ibu Kota Jakarta," kata Dewi Tanjung.

"Dan itu mereka datang sendiri, dengan kendaraan mereka sendiri, tanpa ada uang transportasi, itu murni keinginan mereka sendiri," terangnya.

"Karena mereka kecewa atas kinerja Anies Baswedan."

Diketahui, M Taufik sempat menyebut ada video beredar yang menunjukkan pengakuan pendemo yang dibayar Rp 100 ribu.

Menanggapi video itu, Dewi Tanjung menantang M Taufik untuk membuktikan kebenaran pengakuan pendemo dalam video tersebut.

"Boleh kita buktikan saja. Minta videonya sama M Taufik, kita buktikan apakah itu betul-betul massa bayaran kami," tantang Dewi Tanjung.

"Sedangkan dari kami tidak ada membayar atau mengajak anak yang berseragam SMA seperti yang di video-video tersebar tersebut," sambungnya.

Dewi Tanjung tak ingin hanya berdebat tanpa data lantaran sama saja M Taufik sudah menyebarkan fitnah.

"Kalau kita hanya bicara, itu sama saja memfitnah, jadi lebih baik kita adu data, kasih tahu yang autentik seperti apa, jangan memfitnah," tegas Dewi Tanjung.

Dewi Tanjung berpesan kepada M Taufik agar bisa membuktikan kebenaran video tersebut untuk nantinya dilacak dan dibuktikan siapa yang benar.

"Jadi apabila M Taufik Wakil Ketua DPRD yang dari Gerindra ini menyatakan dia punya bukti rekaman, tunjukkan kepada kami siapa orangnya," pinta Dewi Tanjung.

"Kami bisa interogasi dan kami bisa konftrontir kembali apakah itu betul massa dari saya atau bukan."

Berikut video lengkapnya:

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan