Kamis, 4 September 2025

Cuaca Ekstrim

BMKG Jelaskan Pemicu Cuaca Ekstrem di Jabodetabek, Diprediksi Terjadi Sampai Maret 2020

"Cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Jabodetabek beberapa hari terakhir secara dominan dipicu oleh faktor dinamika atmosfer lokal," ujar Dwikorita

Tribunnews/JEPRIMA
Awan hitam terlihat menyelimuti langit dikawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di wilayah Jakarta pada sore hingga malam hari. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM - Cuaca ekstrem yang melanda Jabodetabek, beberapa hari terakhir, dipicu karena faktor dinamika atmosfer skala lokal.

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan pemicu cuaca ekstrem yang melanda Jabodetabek beberapa hari terakhir.

"Cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Jabodetabek beberapa hari terakhir secara dominan dipicu oleh faktor dinamika atmosfer lokal," ujar Dwikorita di kantornya, Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Secara sederhana, dinamika atmosfer lokal merupakan fenomena pertemuan masa udara dan terpusat di satu wilayah.

Selain itu, di waktu yang bersamaan, terjadi pula labilitas udara yang kuat.

Menurutnya fenomena tersebut, terjadi di wilayah Jawa Barat bagian barat, termasuk Jabodetabek.

Hasilnya, curah hujan tinggi terjadi secara merata dan terjadi dalam kurun waktu yang panjang di wilayah-wilayah tersebut.

"Dan terukur mulai tanggal 24 Februari pukul 07.00 WIB hingga 25 Februari pukul 07.00 WIB, khususnya di wilayah Kemayoran adalah yang mencapai yang tertinggi, yakni 278 mm," ujar Dwikora.

"Ini sudah melampaui 150 mm. Berarti merupakan intensitas hujan ekstrem," lanjut dia.

HALAMAN SELANJUTNYA

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan