Siswi SMP Bunuh Bocah
POPULER: Otak ABG Pembunuh Bocah Diteliti, untuk Cari Tahu Penyebab Pelaku Minim Rasa Empati
Otak NF, remaja SMP pembunuh bocah lima tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, tengah diteliti. Hal ini untuk mengetahui penyebab ia tak punya empati.
"Penyebabnya bisa berbagai macam, dari genetik, lingkungan, faktor kebiasaan," kata Hastry.
NF akan menjalani pemeriksaan selama 14 hari kerja dan diisolasi di sebuah ruangan khusus pasien jiwa berstatus tersangka.
Ada kemungkinan tanda psikopatik pada NF
Dilihat dari sosok NF, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr Dharmawan Ardi Purnama, Sp.KJ, mengatakan ada kemungkinan besar pelaku merupakan seorang psikopat.
Dharmawan menyebutkan ada beberapa sikap dan kepribadian NF yang menunjukkan tanda psikopatik.

Mengutip Kompas.com, tanda tersebut, menurut Dharmawan, satu diantaranya adalah antisosial dan memanipulasi keadaan.
“Ada tanda-tanda psikopatik. Salah satunya antisosial."
"Dia berani melawan aturan, tidak punya empati, tidak bisa merasakan sekeliling dan merasakan orang-orang sekitar,” tutur Dharmawan, Selasa (10/3/2020).
“Salah satu gejalanya dia suka menyakiti binatang. Hal ini sudah bisa dilihat dari usianya kecil sekali, sekitar 4 tahun."
"Biasanya dari kecil sudah mulai terlihat dia suka lempar binatang, mengelus kemudian mencekik binatang, itulah tanda-tanda psikopatik,” imbuh dia.
Baca: Siswi SMP Bunuh Bocah, KPAI Sebut Perilaku Menyimpang Pelaku Bisa Dideteksi Keluarga & Pihak Sekolah
Baca: Polisi Ungkap Perilaku Siswi SMP Pembunuh Bocah 6 Tahun di Penjara, Akui Nyaman, Tak Tampak Gelisah
Lebih lanjut, Dharmawan menjelaskan ada atau tidaknya tanda psikopatik merupakan bawaan sejak lahir.
Ia menerangkan, ada beberapa bagian pada otak yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
“Ada area otak yang berhubungan dengan fungsi otaknya seperti orbitofrontal cortex, insular cortex, parahippocampal gyrus."
"Ada disfungsi pada area-area tersebut dan bisa dilihat lewat fungsional MRI dan CT Scan. Jadi (tanda psikopatik) memang bawaan,” tuturnya.
Selain itu, kata Dharmawan, bawaan itu bisa juga berasal dari limbic, sebuah area pada otak yang mengatur emosi.