Virus Corona
Terminal Kampung Rambutan Sudah Ramai Didatangi Warga yang Mau Mudik
Kepala Terminal Kampung Rambutan, Made Joni membenarkan bila meski terjadi penurunan keberangkatan penumpang, sejumlah warga nekat mudik
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona atau Covid-19 di Jakarta membuat sebagian warga merasa resah.
Sejumlah warga bahkan ada yang sudah meninggalkan Jakarta untuk kembali ke kampung halaman.
Baca: Pemkot Bekasi Keluarkan Keputusan Baru: Masa Belajar di Rumah Diperpanjang Sampai 14 April 2020
Akhirnya, gelombang warga yang mudik sudah mulai terlihat meski lebaran belum tiba.
Mengenai hal itu, Kementerian Perhubungan menyesalkan warga yang mencuri start mudik di tengah masa upaya pemerintah menekan jumlah Pasien positif virus corona.
Kepala Terminal Kampung Rambutan, Made Joni membenarkan bila meski terjadi penurunan keberangkatan penumpang, sejumlah warga nekat mudik.
"Keberangkatan penumpang menurun, tapi masih ada yang pulang kampung. Kebanyakan yang memang setiap dua minggu rutin pulang kampung," kata Made saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Jumat (27/3/2020).
Pihaknya pun tak bisa melarang karena hingga kini Kementerian Perhubungan atau Dinas Perhubungan DKI urung mengeluarkan larangan mudik.
Baik Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta hanya meniadakan program mudik gratis bagi warga yang sebelumnya rutin digelar.
"Kalau pelarangan mudik kan kebijakan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan atau Gubernur DKI. Kalau memang dilarang ya nanti kita larang," ujarnya.
Joni menuturkan pihaknya hanya dapat mengimbau warga agar tak berpergian jauh dan melakukan upaya pencegahan penularan virus Covid-19.
Yakni lewat cara penyemprotan disinfektan, pemeriksaan suhu tubuh bagi penumpang dan awak bus, hingga penyedian hand sanitizer.
"Kita setiap malamnya sekarang ada penyemprotan disinfektan. Ini di luar penyemprotan hasil kerja sama dengan sejumlah pihak yang dilakukan sebelumnya," tuturnya.
Upaya pemerintah mengimbau agar warga tak mudik dan membatasi aktivitas di luar rumah sebenarnya tak sepenuhnya gagal.
Baca: Jokowi diminta Teruskan Kebijakan SBY dalam Hadapi Pandemi Virus Corona
Keberangkatan penumpang yang rata-rata per harinya sebanyak 2.500-3.000 penumpang kini turun jadi 1.300 penumpang per hari.
"Ini data per tanggal 26 Maret, sejak dua minggu lalu sebenarnya sudah turun dan semakin ke sini terus turun. Diprediksi jumlah keberangkatan terus menurun lagi," kata Joni.
Pantauan Kemenhub

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan adanya masyarakat yang melakukan mudik ke berbagai daerah, meski pemerintah telah mengeluarkan imbauan untuk tidak melaksanakan mudik.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, pelaksanaan mudik lebih cepat tersebut terlihat dengan meningkatnya jumlah penumpang di berbagai terminal sejak tanggal 20 hingga 22 Maret 2020.
Menurut dia, tindakan itu terjadi akibat melambatnya roda perekonomian Jakarta yang diakibatkan merebaknya virus corona. Hal tersebut mendorong pekerja khususnya di sektor informal untuk pulang ke kampung halaman masing-masing.
Baca: Ridwan Kamil Jelaskan Klaster Persebaran Covid-19 di Jabar dan Minta Bantuan Kapolda untuk Selidiki
Baca: 100 Ribu Kit Telah Disebar, Ini Prosedur dalam Pelaksanaan Rapid Test di Wilayah DKI Jakarta
Untuk merespons fenomena tersebut, Budi telah berkoordinasi langsung dengan pemerintah daerah terkait, agar dapat melakukan berbagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona.
Jawa Tengah disebut sebagai provinsi dengan wilayah yang mengalami peningkatan kedatangan terbanyak.
"Ada beberapa di Jawa Tengah yang ada lonjakannya, di Wonogiri, Purwokerto, Solo dan beberapa tempat lain. Mapping-nya memang banyak yang cenderung balik ke daerah masing-masing," katanya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati mengatakan, peristiwa mudik prematur ini telah mengakibatkan meningkatnya jumlah ODP virus corona di beberapa daerah, sebagai salah satu contohnya Sumedang, Jawa Barat.
"Baru saja kami terima laporan di Sumedang ODP meningkat karena dapat limpahan mudik dari Jabodetabek. Ini tuh belum puncaknya, maka kalau enggak ada pelarangan kita khawatir ini akan makin luas Covid-nya dan menambah zona merah," tutur Adita.
Lebih lanjut, agar peristiwa mudik prematur ini tidak terus berlangsung, pemerintah akan segera mengeluarkan keputusan terkait rencana larangan pelaksanaan mudik Lebaran 2020.
Rencananya, keputusan mengenai larangan mudik ini akan dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.
"Kami semua dari eselon I merekomendasikan untuk pelarangan mudik bagi masyarakat," ucap Budi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Belum Ada Larangan, Sejumlah Warga Jakarta Masih Nekat Mudik dari Terminal Kampung Rambutan