Virus Corona
Warga Tangerang Diminta Sukarela Sumbang 1 Gelas Beras untuk Hadapi Pandemi Corona
Seperti contohnya di wilayah Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. Warganya dimintai beras oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat RW.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Banyak cara dilakukan di berbagai daerah untuk saling membantu warga tak mampu di tengah pandemi corona atau covid-19.
Seperti yang terjadi di Kota Tangerang.
Warga di Kota Tangerang dimintai beras segelas atau sembako lainnya untuk membentuk lumbung pangan warga guna mengatasi dampak wabah virus corona.
Langkah itu terjadi ditengah penyebaran wabah virus corona yang terus meluas di Tangerang.
Lewat surat edaran dari Pemkot Tangerang, upaya membentuk lumbung pangan itu diterapkan kepada masyarakat.
Baca: Bulog: Stok Beras dan Pangan Lainnya Masih Aman
Seperti contohnya di wilayah Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. Warganya dimintai beras oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat RW.
Hal itu dilakukan dalam pembentukan lumbung pangan warga.
Ketua RW diharuskan membuat grup WhatsApp yang terdiri dari Ketua RT, tokoh agama, pemuda dan tokoh masyarakat.
Kemudian menunjuk warga dengan keahlian tertentu untuk menjadi koordinator humas, kesehatan, logistik dan keamanan dalam Gugus Tugas penanganan Covid-19.
Lalu mereka mendata masyarakat yang kehilangan penghasilan harian akibat wabah virus corona.
Setelah itu menugaskan Ketua RT untuk menghimpun pangan meniminal satu gelas beras dari para warga. Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang, Suli Rosadi pun memberikan penjelasan mengenai hal ini.
"Enggak selalu beras," ujar Suli kepada Warta Kota, Senin (30/3/2020).
Menurutnya warga juga dapat memberikan sembako jenis lainnya seperti mie intans dan lain - lain. Ini diperuntukan bagi warga yang berkecukupan untuk bersedekah.
"Pendataan masih berjalan untuk jumlah warga yang penghasilan hariannya terganggu dari dampak Covid-19 ini," ucapnya.
Nantinya hasil mengimpun sedekah satu beras dan sembako lainnya itu akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Soal warga menyumbang terserah kepada RT/RW masing - masing sebagaimana Progran Kampung Siaga Covid-19. Itu bukan program Dinsos," kata Suli.
Suli menyebut untuk penanganan jika terjadi karantina lokal atau lockdown, pihaknya akan menindak lanjuti lebih lanjut.
Dan itu pun diserahkan kepada pimpinan yakni Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah.
Menanggapi hal ini, sejumlah warga menilai program tersebut justru semakin memberatkan masyarakat.
"Sudah ada wabah corona, ini warga malah makin terbebani dengan cara permintaan sumbangan satu gelas beras dan lain-lain ini," ungkap Aulia satu dari warga.
Bahkan dirinya mengaku upaya yang diterapkan oleh Pemkot Tangerang itu justru memprihatinkan.
Seharusnya pemerintah kota mengoptimalkan semua sumber daya yang dimiliki untuk membantu warga yang masih perlu dibantu, terutama dari kalangan yang secara ekonomi lemah.
"Mereka yang dimintakan beras dan sumbangan itu warga miskin juga. Rumahnya aja dari bambu, kasihan kan," tuturnya.
Hal senada diungkapkan oleh masyarakat lainnya yakni Kurniawan.
Kurniawan tak habis pikir dengan program yang diterapkan Pemkot Tangerang.
"Bingung jadinya, padahal banyak daerah lainnya yang mengeluarkan dana penanganan untuk masalah Covid-19 ini. Terus dananya itu kemana? Harusnya diberikan bagi mereka yang kesulitan. Jangan yang sedang sulit ini dimintai sumbangan. Ini jelas namanya paksaan," papar Kurniawan.