Doa Ahok untuk Warga DKI Jakarta: Dompetnya Penuh, Perutnya Penuh
Serangkaian doa dituliskan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab dikenal Ahok untuk Hari Ulang Tahun DKI Jakarta.
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Daryono
Lampu-lampu tersebut akan mempercantik Simpang Susun Semanggi pada malam hari.
Manajer Proyek Pengembangan Simpang Susun Semanggi (SSS), Dani Widiatmoko mengatakan, pemograman untuk animasi lampu itu ditangani perusahaan lokal yang bekerja sama dengan perusahaan elektrik dari Australia yang sudah berpengalaman.
"Perusahaan lokal bekerja sama dengan perusahaan asal Australia yang biasa menangani Opera House dan pencahayaan di tempat-tempat ikonik," kata Dani.
Selain pemograman untuk animasi, lampu-lampu yang digunakan juga memakai produk Panasonic, Philips, dan Lumascape.
Filosofi Semanggi dan Bung Karno

Saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok optimis bisa hadir dalam peresmian simpang susun Semanggi.
Sebab, pembangunannya begitu cepat dan ditargetkan selesai pada Agustus 2017.
Meski kalah pilkada dan tidak akan jadi gubernur lagi, dia senang karena masih sempat meresmikan simpang susun Semanggi.
"Iya (peresmiannya masih dengan saya), masih kebagian lah, he-he-he," ujar Ahok.
Namun nasib berkata lain. Ahok yang terjerat kasus penodaan agama kini mendekam di Mako Brimob.
Artinya, Ahok tidak akan ikut dalam peresmian simpang susun Semanggi.
Ahok juga tidak bisa melihat ketika proyek tersebut selesai dan dibuka untuk umum.
Adapun, Gubernur DKI Jakarta Djarot setelahnya, Saiful Hidayat lah, yang melihat penyelesaian proyek pembangunan simpang susun Semanggi.
Pada Jumat, (28/7/2017), Djarot membuka uji coba Simpang Susun Semanggi yang sudah selesai dibangun.
Saat itu, Djarot mengatakan simpang susun Semanggi tidak akan terwujud tanpa keputusan yang dibuat Ahok.
"Kalau saya boleh cerita sedikit saja, harus diakui bahwa pembangunan simpang susun Semanggi adalah berkat keberanian untuk mengambil keputusan dari Pak Basuki Tjahaja Purnama, bukan Pak Basuki menteri, (tapi) Pak Ahok, keberanian untuk mengambil keputusan," kata Djarot.