Minggu, 17 Agustus 2025

Ricuh di Green Lake City

Sisi Lain Anak Buah John Kei yang Kejam dan Ditakuti, Menjaga Loyalitas dan Harga Diri

Dalam melihat masalah ini tidak bisa sepotong-sepotong, karena satu peristiwa dengan peristiwa lain satu rangkaian.

Editor: Hendra Gunawan

Tubagus menilai, dalam kasus ini ada sisi lain yang menunjukkan bahwa anak buah John Kei yang terlibat pidana sangat gentlemen.

"Mereka itu orang-orang gentlemen. Mereka itu, sepengetahuan pengalaman saya ketika habis melakukan (eksekusi, red), mengakui saya yang melakukan. Itu budaya di mereka," kata Tubagus.

JUPAPRES PENYERBUAN - Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana bersama jajaran penjabat Polda Metrojaya yang terkait saat jumpres penyerangan yang melibatkan kelompok John Kei dan kelompok Nus Kei di Polda Metrojaya, Jakarta Selatan, Senin (22/6/2020). 20 anak buah John Kei di tangkap di Bekasi setelah mengadakan penyerbuan ke Cluster Australia Green Lake City, Kota Tangerang, yang didahului dengan pembacokan yang mengakibatkan satu orang tewas. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
JUPAPRES PENYERBUAN - Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana bersama jajaran penjabat Polda Metrojaya yang terkait saat jumpres penyerangan yang melibatkan kelompok John Kei dan kelompok Nus Kei di Polda Metrojaya, Jakarta Selatan, Senin (22/6/2020). 20 anak buah John Kei di tangkap di Bekasi setelah mengadakan penyerbuan ke Cluster Australia Green Lake City, Kota Tangerang, yang didahului dengan pembacokan yang mengakibatkan satu orang tewas. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN)

Tubagus lalu menceritakan pengalamannya selama berdinas sebagai reserse dan berulangkali menangani kasus serupa, hampir tidak pernah ada pelaku yang menolak mengakui perbuatannya.

"Memang komitmen dan gentlemennya masih ada sisi positifnya. Yang saat ini terjadi pun mengakui. Ada satu poin, nilai tertinggi di kelompok seperti itu adalah loyalitas, kesetiaan."

"Kesetiaan terganggu maka itu akan muncul. Nilai tertinggi di antara mereka itu kesetiaan," sambung Tubagus dalam penjelasannya.

Kata Tubagus, dalam kasus ini ada beberapa petunjuk, bahwa masalah hanya di antara Nus Kei dengan John Kei.

Menurut dia, kurang masuk akal jika tidak ada perintah John Kei jika tiba-tiba anak buahnya menyerang Nus Kei dan orang-orangnya.

"Sehingga kalau kita mengatakan anak buahnya (John Kei, red) melakukan satu serangan, sedang dia tidak ada masalah (dengan Nus Kei, red) agak kurang logis."

Makanya, kata Tubagus, dalam melihat masalah ini tidak bisa sepotong-sepotong, karena satu peristiwa dengan peristiwa lain satu rangkaian.

"Rangkaiannya sudah jelas dan nyata," tegas Tubagus.

Penjelasan Tubagus sekaligus meluruskan pendapat kriminolog, bahwa seorang anak buah berani mengakui perbuatannya untuk menutupi keterlibatan pimpinannya.

Agak sedikit berbeda dalam kasus ini, urai Tubagus, di mana anak buah John Kei melakukan penganiayaan dan penyerangan demi menegakkan kehormatan pemimpinnya, John Kei.

"Dia (anak buah John Kei, red) tidak melakukan itu dalam rangka pencurian. Dia melakukan itu demi harga diri pimpinannya (John Kei, red)," ulasnya.

Dalam kasus ini, John Kei dan 29 anak buahnya diamankan pada Minggu (21/6/2020) malam. Sementara anak buahnya yang sempat buron, 5 di antaranya sudah ditangkap.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan, DPO pertama berinisial SR atau Tecco yang telah menyerahkan diri ke Polsek Cimanggis, Depok, Rabu (24/6/2020).

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan