Sabtu, 11 Oktober 2025

Virus Corona

Covid-19 di DKI Jakarta: Grafik Kasus Harian Tunjukkan Tren Peningkatan hingga Reaksi Anies Baswedan

Dalam beberapa hari terakhir, kasus harian bahkan meningkat tajam dan berada di atas 1.000 kasus per hari.

Penulis: Daryono
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
TES SWAB PCR UNTUK WARTAWAN -Sebanyak 150 orang wartawan mengikuti tes swab PCR yang digelar oleh Dewan Pers bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta. di Hall Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020). Kegiatan yang merupakan wujud kepedulian terhadap wartawan ini sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, mengingat para wsrtawan menjadi salah satu garda terdepan dalam memberitakan hal yang berkaitan dengan wabah Covid-19 yang bersinggungan dengan banyak orang di lapangan. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Pasien Covid-19 membeludak datang ke rumah sakit.

Baca: Transportasi Umum Meningkat Timbulkan Kerumunan, BNPB Minta Pemda DKI Evaluasi Ganjil Genap

Jumlahnya lebih banyak dibanding awal Covid-19 muncul di Indonesia.

Sebagian pasien datang dalam keadaan sesak napas.

“Chaos, sangat, sangat chaos banget karena seperti yang kita lihat di berita itu benar. Ya grafiknya sangat naik, pasien-pasien makin banyak yang datang, tiba-tiba bawa hasil swab positif, udah dalam keadaan sesak butuh dirawat gitu. Lebih parah dibandingkan sebelumnya (awal pertama Covid-19 muncul di Indonesia),” kata Ola saat dihubungi, Kamis (3/9/2020) sebagaimana dikutip dari Kompas.com

Petugas memakai Alat Pelindungan Diri (APD) membawa poster yang terlulis update perkembangan kasus positive Covid-19 di Halte Transjakarta Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (6/8/2020). Tim Gugus Covid-19 DKI Jakarta melaporkan adanya 357 kasus baru pasien positif Covid-19 pada hari ini. Hingga jumlah total kasus positif sudah mencapai 23.266 orang. Aksi menunjukan poster tersebut sebagai bentuk pengingat kepada warga Jakarta agar tetap mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas diluar ruangan. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)
Petugas memakai Alat Pelindungan Diri (APD) membawa poster yang terlulis update perkembangan kasus positive Covid-19 di Halte Transjakarta Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (6/8/2020). (WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha)

Ola mengaku miris dengan keadaan saat ini.

Setelah enam bulan, kondisi pandemi tidak membaik, malah memburuk.

Ia berpikir, entah sampai kapan ia dan rekan-rekan tenaga medis lain harus mengenakan alat pelindung diri (APD) selama delapan jam per hari untuk merawat pasien.

Ola bercerita, ia kerap sedih setiap kali melihat pasien datang dengan diantar keluarganya.

Hanya ada dua kemungkinan nasib pasien tersebut.

Mereka keluar rumah sakit dengan keadaan sembuh atau meninggal.

“Saya itu sangat sedih ketika melihat pasien terus-menerus ke rumah sakit. Saya melihat pasien itu diantar keluarganya tanpa tahu apakah itu hari terakhir mereka ketemu bapak atau ibunya setelah dirawat atau melihatnya lagi keluar dari rumah sakit dengan keadaan sembuh,” ucap Ola.

Sebagai dokter, Ola harus berjuang merawat pasien agar mereka bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.

Dia merasa menjadi dokter seutuhnya ketika melihat pasien yang ditanganinya sembuh.

“Saya mau pasien-pasien saya bisa kumpul bareng lagi bersama keluarganya. Ini yang membuat saya harus berjuang untuk bagaimana caranya jangan ada lagi penambahan kasus kematian karena Covid-19,” ujar dia.

Baca: Bisa Jadi Rekomendasi, 4 Rumah di Perbatasan DKI Jakarta Dijual dengan Harga 500 Jutaan Saja

Ola meminta masyarakat untuk meringankan beban tenaga medis mengurangi angka pasien Covid-19 dengan mengikuti aturan pemerintah.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved