Kebakaran di Matraman
Fani Lolos dari Kebakaran Maut di Matraman Setelah Terobos Kobaran Api Bersama Sumi dan Anaknya
Fani korban selamat kebakaran maut di Matraman ceritakan detik-detik perjuangannya terobos api bersama suami dana anak.
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fani (31) korban selamat kebakaran hebat di RT 03/06, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur menceritakan kronologis bagaimana si jago merah mengamuk membakar rumah kontrakan hingga menewaskan 10 orang.
Menurutnya kebakaran yang menewaskan 10 orang warga itu terjadi cukup singkat.
Kejadian mengerikan itu bermula ketika dirinya mendengar suara gaduh dari luar kontrakannya pada Kamis (25/3/2021) pagi.
Baca juga: Dua Ekor Kucing Peliharaan Ikut Jadi Korban Kebakaran di Matraman
Baca juga: 10 Korban Tewas Kebakaran di Matraman Dimakamkan di TPU Pondok Rangon dan Padang Sumbar
Penasaran dengan ramainya teriakan warga, Fani yang semula dilarang suaminya itu akhirnya mencoba melihat situasi ke keluar rumah.
"Saya ingat betul itu sekitar jam 04.30 WIB. Saya denger orang teriak minta tolong, lalu saya bergegas lah untuk cek, sempet ditahan sama suami dipikir berantem apa gimana, lalu saya tetap keukeuh buat cek," kata Fani ditemui di posko penampungan korban kebakaran pada Jumat (26/3/2021).
Fani mengaku terkejut sesaat membuka pintu kontrakannya.
Kobaran api yang sudah membesar katanya menyambar satu di antara sepeda motor terparkir tepat di samping kontrakannya.
Sepeda motor milik tetangganya itu pun meledak dan menyambar kontrakan tetangganya.
Akibatnya, gang yang merupakan akses utama keluar-masuk warga pun tertutup.
Sementara api yang merambat cepat melalap kontrakannya sudah semakin membesar.

Melihat kejadian tersebut, Fani bersama suaminya segera bergegas menyelamatkan anaknya keluar rumah.
Dirinya tak lagi memikirkan harta benda dan perabotan rumah tangganya.
Bersama suami dan anak, dirinya mencoba menerobos api yang sudah mengepung permukiman warga.
"Itu api udah di atas plafon, motor itu udah kebakar, udah bakar pintu samping kontrakan saya. Mikirnya yang penting keluar selamat aja, langsung terobos, sampai saya sempet ketetesan kabel yang kebakar di tangan," katanya.
Kala itu, Fani tak berfikir banyak selain berupaya menyelamatkan diri.
Baca juga: Kunjungi Lokasi Kebakaran di Matraman, Gubernur Anies: Ini Musibah yang Sangat Berat
Ia juga tak melihat tetangganya yang di samping kanan dan kiri terlihat keluar rumah saat itu menyelamatkan diri.
Dirinya pun tak menyadari ada tetangganya yang tewas usai kebakaran berhasil dipadamkan.
"Jadi yang selamat itu cuma keluarga saya. Sama yang rumah kontrakan nomor empat itu selamat. Nah yang paling ujung itu satu keluarga lima orang, entah itu nggak bangun atau gimana, semua meninggal, sama yang kontrakan nomor tiga itu juga meninggal semua," Fani.
Baca juga: 10 Korban Tewas Kebakaran Maut di Matraman, Termasuk Balita 1,5 Tahun
Fani mengatakan bahwa ia menyadari betul jika orang yang teriak pertama kali yang membangunkan tidurnya itu adalah Baeva anak dari Bapak Beni kontrakan nomor tiga.
Bahkan banyak warga yang sempat melihat anak tersebut keluar meminta tolong.
"Katanya udah keluar. Orang rambutnya itu kebakar. Nggak tahu kenapa dia masuk lagi, mungkin karena bapaknya ya masih di dalam apa gimana, ya udah mereka meninggal semua," ungkapnya.
Tetap Ingin Tinggal di Matraman
Walau telah mengalami peristiwa mengenaskan, Fani mengaku tetap berkeinginan tinggal di Matraman, Jakarta Timur.
Alasannya karena dirinya sudah lama tinggal di kawasan itu sejak 10 tahun terakhir.
"Pengen nyari rumah, karena kan ga nyenyak ya karena sekarang tidur di kontrakan bareng bareng gini. Apalagi ada anak kecil juga. Cuma kan belum boleh katanya suruh nunggu dulu 21 hari baru nanti boleh," ujarnya.
Sementara Agus Salim (50) Ketua RW 06 Pisangan Baru mengatakan para korban selamat kini telah di tampung di satu kontrakan miliknya sambil menunggu pemulihan psikologis mereka.
"Apabila mereka sudah siap beraktifitas kita persilahkan (mencari kontrakan). Untuk yang korban meninggal kemarin sudah di makamkan di Pondok Ranggon dan Padang," katanya.
Baca juga: 6 Tahun Misteri Kematian Akseyna, Ayahanda: Kami Kenyang Diberi Janji Tapi Tidak Putus Harapan
Hanya saja memang dikatakan Agus, pihak Pemprov DKI sendiri juga memberikan fasilitas rumah susun jika mereka ingin tinggal di rumah susun.
Hanya saja Agus belum menyampaikan itu ke para korban yang selamat.
"Kita tau mereka masih recovery ya. Takutnya ketika kita sampaikan itu, berfikir lain. Kita tunggu dulu sampai benar-benar pulih, baru nanti kita sampaikan. Tentunya nanti kita serahkan sepenuhnya kepada mereka," katanya.
Dikatakan Agus, tadi pagi tim psikologis dari Kemensos juga datang untuk memberikan rehabilitasi kepada anak-anak yang selamat.
Baca juga: Kurir Jadi Korban Kemalingan saat Ambil Uang di ATM, 36 Paket Hilang Dicuri
Tentunya hal ini dianggap perlu karena saat kejadian mereka berupaya menyelamatkan diri.
Terkait rumah kontrakan yang terbakar, Pihak RW belum mengetahui apa tindak lanjutnya.
Pihaknya hingga saat ini juga belum berkomunikasi dengan pihak pemilik kontrakan, namun jika akan dibangun kembali tentu pihaknya akan menyetujui.
"Sampai saat ini kita belum komunikasi. Karena yang punya ini orang Otista. Udah lansia juga katanya, mungkin kesulitan atau gimana, tapi nanti kita sampaikan, tapi kalo mau di bangun tentu kami persilahkan kembali," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Fani Ceritakan Kronologis Kebakaran Hebat di Matraman, Terobos Kobaran Api Bersama Suami dan Anaknya,