Selasa, 19 Agustus 2025

Virus Corona

15 Ribu Orang di DKI Meninggal Akibat Covid, 1.477 Karena Omicron hingga Pentingnya Vaksin Booster

15.031 orang meninggal di Jakarta akibat Covid-19, Dinkes  DKI ungkap penyebabnya hingga pentingnya vaksin booster bagi para lansia.

Dok. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengunjungi pemakaman khusus Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara. 

Perempuan yang karib disapa Lies ini juga mengatakan bahwa kasus meninggal dunia yang sudah divaksin lengkap mayoritas warga lanjut usia dan pasien dengan komorbid.

Beberapa penyakit komorbid di antaranya, penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, paru-paru, dan gagal ginjal.

"Iya dari 1.477, tapi jangan salah nulis ya, jangan sampe orang kesannya sudah vaksin lengkap masih meninggal juga, kita mesti lihat faktor komorbidnya gitu tidak terkendali," ucapnya

Dirinya juga menuturkan apabila dilihat dari persentase, kelompok yang meninggal masih relatif rendah dibandingkan dengan kelompok pasien usia lanjut. Sehingga, ia mengingatkan masyarakat segera melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster vaksin.

"Harus booster kalau sudah bisa booster. Supaya mengurangi risiko karena memang ternyata keliatan risiko Covid-19 berat yang sampai meninggal itu ya tadi pada kelompok lansia, pada kelompok orang punya komorbid dan pada orang yang belum vaksin," ungkapnya

Dinkes DKI Ungkap Alasan Mengapa Perlu Melakukan Vaksinasi Booster

Masyarakat perlu mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya.

Masa kerja vaksin relatif terus menurun karena memiliki masa efektivitas.

Hal ini diungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia.

"Dua tahun kita berusaha memahami perangai virus ini ya dan vaksinasi juga sudah jalan satu tahun. Kita lihat ada masa efektivitas, masa kerja vaksin yang relatif menurun setelah beberapa bulan vaksinasi. Sehingga ada kebijakan vaksin booster," ujar Dwi Oktavia kepada awak media, Kamis (17/3/2022).

Sentra vaksin booster.
Sentra vaksin booster. (Ist)

Hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi herd immunity atau kekebalan tubuh.

Untuk menjaganya, anak buah Gubernur Anies ini perlu memantau cakupan vaksinasi yang telah diberikan kepada warga.

Tak hanya itu, pihaknya turut memantau tingkat kekebalan tubuh masyarakat setelah disuntikkan vaksin guna memutuskan kebijakan selanjutnya terkait vaksinasi.

"Tetapi lebih kepada melihat apakah tingkat kekebalan tubuh kepada orang-orang. Mayoritas itu tetap bertahan tinggi atau sudah mulai menurun. Sehingga ada kebijakan vaksinasi booster setelah periode waktu tertentu," kata dia.

"Itu yang terus kita menunggu nanti setelah ada vaksin booster (ketiga), apakah akan ada lagi booster berikutnya setelah periode tertentu atau tidak dalam rangka menjaga kekebalan antibody cukup tinggi. Sehingga mengurangi resiko sakit berat," tandasnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan