Virus Corona
15 Ribu Orang di DKI Meninggal Akibat Covid, 1.477 Karena Omicron hingga Pentingnya Vaksin Booster
15.031 orang meninggal di Jakarta akibat Covid-19, Dinkes DKI ungkap penyebabnya hingga pentingnya vaksin booster bagi para lansia.
Penulis:
Theresia Felisiani
Perempuan yang karib disapa Lies ini juga mengatakan bahwa kasus meninggal dunia yang sudah divaksin lengkap mayoritas warga lanjut usia dan pasien dengan komorbid.
Beberapa penyakit komorbid di antaranya, penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, paru-paru, dan gagal ginjal.
"Iya dari 1.477, tapi jangan salah nulis ya, jangan sampe orang kesannya sudah vaksin lengkap masih meninggal juga, kita mesti lihat faktor komorbidnya gitu tidak terkendali," ucapnya
Dirinya juga menuturkan apabila dilihat dari persentase, kelompok yang meninggal masih relatif rendah dibandingkan dengan kelompok pasien usia lanjut. Sehingga, ia mengingatkan masyarakat segera melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster vaksin.
"Harus booster kalau sudah bisa booster. Supaya mengurangi risiko karena memang ternyata keliatan risiko Covid-19 berat yang sampai meninggal itu ya tadi pada kelompok lansia, pada kelompok orang punya komorbid dan pada orang yang belum vaksin," ungkapnya
Dinkes DKI Ungkap Alasan Mengapa Perlu Melakukan Vaksinasi Booster
Masyarakat perlu mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya.
Masa kerja vaksin relatif terus menurun karena memiliki masa efektivitas.
Hal ini diungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia.
"Dua tahun kita berusaha memahami perangai virus ini ya dan vaksinasi juga sudah jalan satu tahun. Kita lihat ada masa efektivitas, masa kerja vaksin yang relatif menurun setelah beberapa bulan vaksinasi. Sehingga ada kebijakan vaksin booster," ujar Dwi Oktavia kepada awak media, Kamis (17/3/2022).

Hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi herd immunity atau kekebalan tubuh.
Untuk menjaganya, anak buah Gubernur Anies ini perlu memantau cakupan vaksinasi yang telah diberikan kepada warga.
Tak hanya itu, pihaknya turut memantau tingkat kekebalan tubuh masyarakat setelah disuntikkan vaksin guna memutuskan kebijakan selanjutnya terkait vaksinasi.
"Tetapi lebih kepada melihat apakah tingkat kekebalan tubuh kepada orang-orang. Mayoritas itu tetap bertahan tinggi atau sudah mulai menurun. Sehingga ada kebijakan vaksinasi booster setelah periode waktu tertentu," kata dia.
"Itu yang terus kita menunggu nanti setelah ada vaksin booster (ketiga), apakah akan ada lagi booster berikutnya setelah periode tertentu atau tidak dalam rangka menjaga kekebalan antibody cukup tinggi. Sehingga mengurangi resiko sakit berat," tandasnya.