Minggu, 7 September 2025

Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat

Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Polisi Temukan Fakta-fakta Baru: Ada Buku Mantra

Polisi temukan fakta baru, satu keluarga tewas di Kalideres diduga ikuti ritual tertentu karena ditemukan buku mantra dan kemenyan.

Penulis: Rifqah
TribunJakarta.com Satrio Sarwo Trengginas/Kompas.com Mita Amalia Hapsari
Sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tewas pada Kamis (10/11/2022). Polisi temukan fakta baru, satu keluarga tewas di Kalideres diduga ikuti ritual tertentu karena ditemukan buku mantra dan kemenyan. 

TRIBUNNEWS.COM - Polisi menemukan fakta-fakta baru terkait kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Ditemukan buku mantra hingga penelitian dilakukan melalui feses korban.

Berdasarkan pada penyelidikan polisi dalam waktu dekat ini, satu keluarga tersebut diduga mengikuti ritual tertentu.

Dugaan tersebut didasarkan pada fakta-fakta baru yang polisi temukan untuk mengungkap penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.

Berikut fakta-fakta baru kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres yang dirangkum Tribunnews.com:

Baca juga: Anak Keluarga di Kalideres Tewas Sambil Peluk Guling, Ada di Kamar Bersama Ibu yang Sudah Jadi Mumi

1. Ditemukan Buku Mantra, Kemenyan, dan Buku-buku Lintas Agama

Dikutip dari Tribunjakarta.com, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi menduga jika Budiyanto yang paling aktif meakukan ritual di rumah tersebut.

Kemudian, setelahnya baru Rudyanto, Margaretha, dan Dian mengikuti ritual yang dilakukan oleh Budiyanto.

Temuan fakta baru tersebut terungkap setelah Tim Asosiasi Psikologi menemukan kesamaan ritual tersebut dengan keterangan para saksi dan bukti di lokasi.

2. Ritual Dipercaya Bisa Buat Kondisi Lebih Baik

Hengki mengungkapkan, bahwa satu keluarga yang tewas di Kalideres diduga mempercayai jika ritual tersebut dapat membuat kondisi lebih baik dan bisa mengatasi masalah yang terjadi.

"Hal ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," terang Hengki, Rabu (30/11/2022).

"Ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan yang mengarah kepada almarhum Budyanto," imbuhnya.

3. Pengamat Sebut Polisi Sulit Menguak Penyebab Kematian secara Ilmiah

Ditreskrimum Polda Metro Jaya dinilai harus segera mengungkapkan penyebab pasti tewasnya para korban, apakah karena perbuatan pidana atau bukan.

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel menyebut, jika penyebab tewasnya satu keluarga di Kalideres bukan karena tindakan pidana, Reza meminta agar Polda Metro Jaya tetap segera mengumumkannya ke publik.

"Jika kemungkinan kedua (penyebab tewas bukan tindakan pidana) adalah temuannya, maka Humas Polda Metro Jaya tidak usah ragu-ragu mengumumkannya ke publik dan memulangkan jenazah ke keluarga mereka," ujarnya, Rabu (30/11/2022).

Reza menilai kepolisian tidak bisa menguak penyebab kematian keluarga di Kalideres secara ilmiah.

Maka bukan salah kepolisian jika tidak dapat mengungkapkan penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.

"Penyebab kematian yang tidak bisa didefinitifkan bukan merupakan kegagalan kerja kepolisian," jelasnya.

4. Kematian Disengaja dan Terencana

Reza mengungkapkan, jika kematian satu keluarga di Kalideres dilakukan dengan sengaja dan sudah terencana untuk mencapai kematian mereka.

Hal tersebut dilihat dari beberapa kondisi yang sudah ditemukan pihak kepolisian ketika melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Kondisi rumah yang rapi, minta kepada PLN untuk memutus aliran listrik, hingga permintaan agar jenazah mereka dikremasi.

"Indikasinya sebagaimana pemberitaan media massa, seperti kondisi dalam rumah yang rapi (sampah tidak berserakan di sembarang tempat)."

"Permintaan agar PLN memutus aliran listrik, dan posisi jenazah yang tertata (tidak bergelimpangan secara acak)," katanya.

"Rencana keluarga yang akan mengkremasi jenazah juga menambah dasar bagi spekulasi bunuh diri," imbuh Reza.

Baca juga: Paman Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Ritual Demi Hidup Lebih Baik, Pengaruhi 3 Korban Lain

Sebagai informasi, kremasi sendiri merupakan sebuah jalan menuju ke kehidupan lain.

Ketika korban merasa sudah tidak bisa melakukan darma (tugas hidup) di dunia, maka ada justifikasi moral untuk melakukan bunuh diri demi menuju kehidupan lain yang dimaksud.

"Di dalam masyarakat yang mempraktikkan kremasi, kematian adalah transisi dari satu format kehidupan ke kehidupan yang lain."

"Dengan format baru tersebut, ia berharap akan lebih kuasa melakukan darma," papar Reza.

5. Polisi Libatkan Ahli Sosiologi dan Agama

Dikutip dari Kompas.com, terkait dengan penemuan mantra dan buku-buku lintas agama, polisi libatkan ahli sosiologi dan agama untuk membaca dan menganalisa dua termuan baru tersebut.

"Kami akan mengundang ahli sosiologi, agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku mantra," ujar Hengki, Selasa (29/11/2022).

6. Penelitian melalui Feses

Hengki mengatakan, jika penelitian feses yang dilakukan Tim Kedokteran Forensik bisa membantu mengetahui penyebab kematian.

"Apakah arti dari pada temuan otopsi itu? Nanti ahli yang menjelaskan. Mungkin bisa mengungkap atau justru mematahkan praduga yang selama ini, kami belum tahu," ujar Hengki, mengutip dari Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Tim Kodokteran Forensik meneliti feses yang ditemukan untuk mengetahui kandungan-kandungan di dalamnya.

Dengan demikian, hasil dari penelitian feses tersebut sangat mungkin menjadi kunci untuk mengungkap penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.

(Tribunnews.com/Rifqah) (Tribunjakarta.com/Siti Nawiroh) (Kompas.com/Muhammad Isa Bustomi)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan