Kamis, 14 Agustus 2025

Sepi Pembeli, Pedagang Masker di Pasar Senen Gigit Jari

Saat pandemi menggila, Jas, seorang pedagang masker di Pasar Senen, meraup untung hingga Rp 1 juta per hari.

Tribunnews.com/ Fauzi Nur Alamsyah
Jas (39) tahun, seorang pedagang masker yang beroperasi di kawasan Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah resmi mencabut aturan kewajiban penggunaan masker di semua ruang publik.

Surat Edaran (SE) tersebut juga merujuk pada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 No 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan di masa transisi endemi Covid-19 yang terbit pada 9 Juni 2023.

Terkait hal itu, apakah para pedagang masker ikut menerima dampak dari keputusan tersebut?

Salah seorang pedagang masker yang berada di kawasan Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jas (39) mengaku barang dagangannya sudah tidak lagi menjadi buruan masyarakat.

Padahal, saat pandemi berlangsung tiga tahun silam, Jas cukup menerima keuntungan besar.

Bahkan ia bisa meraup keuntungan Rp 1 juta selama satu hari menjajakan masker di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat.

"Kalau dulu (saat pandemi) itu saya jual lusinan, ada yang kain, ada yang scuba," kata Jas kepada Tribunnews.com, Selasa (13/6/2022).

"Kalau untuk bersihnya Rp100 ribu tiap harinya dapat kalau engga ada borongan. Kalau ada borongan ya bisa sampai Rp1 juta perhari," lanjutnya.

Baca juga: Syarat Terbaru Naik KRL: Pengguna yang Sehat Boleh Lepas Masker

Namun, hasil penjualan tersebut menurutnya kian menurun ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ditiadakan. 

"Yang jelas semenjak PPKM sudah engga ada ya turun banget," ungkap Jas.

"Paling yang beli itu penumpang busway yang lupa bawa masker, karena waktu itu naik busway masih wajib kan. Dan ya paling sama pejalan kaki karena panas aja kali ya baru pakai masker," lanjutnya.

Tidak menutup kemungkinan jika saat ini Jas sangat sulit untuk bisa mendapatkan Rp50 ribu perhari dari penjualan masker.

Bahkan sesekali, Jas mengaku harus gigit jari saat barang dagangannya tidak laku terjual.

"Drastis banget (penjualan dan pendapatan), dapat Rp50 ribu (perhari) aja udah alhamdulillah. Sekarang sehari aja engga pasti terjual berapa," ucap Jas.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan