Keluarga Korban Kabel Menjuntai Ambil Jalur Hukum, Bali Tower Dianggap Lalai
Setelah delapan bulan menderita karena lehernya terjerat kabel yang menjuntai di jalan, keluarga Sultan Rifat Alfatih akhirnya menempuh jalur hukum
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan tersebut sudah teregister dengan nomor LP/B/4666/VIII/2023/SPKT POLDA METRO JAYA.
Bali Tower dilaporkan atas kelalaian yang menyebabkan orang lain luka sebagaimana tercantum dalam Pasal 360 KUHP.
Korban Stress Berat
Tidak hanya fisik yang nampak terluka, Sultan Rifat Alfatih (20), mahasiswa yang terjerat kabel milik Bali Tower juga mengalami gangguan mental atau psikis.
Tanggapi hal itu, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati sudah menyiapkan pendampingan psikiater dan psikolog guna penyembuhan psikis Sultan.
"Luka pada bagian lehernya sangat berdampak pada mentalnya," kata Kepala RS Polri, Brigjen Pol Hariyanto saat ditemui awak media di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (4/8/2023).
"Ananda (Sultan) ngomong kepada saya, 'Saya agak down'. Dalam kondisi kurus, tampilannya ada selang (alat medis)," imbuhnya.
Baca juga: Mahfud Minta PT Bali Tower Lebih Manusiawi Selesaikan Kasus Kabel Jalanan yang Buat Bisu Sultan
Penurunan mental terhadap pria berkacamata itu diketahui karena dia merupakan atlet Kriket.
Ditambah, statusnya sebagai mahasiswa aktif Universitas Brawijaya Malang itu merupakan pribadi yang aktif, namun usai kecelakaan, ia harus bernapas dan makan menggunakan alat bantu.
Sehingga, pendampingan psikologis dilakukan guna memulihkan psikisnya.
"Kami (RS Polri) akan berikan pendampingan psikologis. Kami ada (tenaga ahli) psikolog, ada psikiater. Nanti akan memberikan pendampingan untuk kebaikan ananda," ujarnya.
Penanganan medis lainnya ialah terhadap Kesulitan bernafas Sultan, yang kini diberikan alat bantu pernafasan.
Hariyanto mengatakan, pemberian alat bantu bernama Trakeostomi itu bertujuan guna mempermudah pula Sultan untuk makan juga minum.
“Jadi memang saat ini kondisi ananda ini untuk nafasnya dibantu dengan trakeostomi, artinya ananda tidak bisa nafas dengan hidung, tapi kita buka di sini (kerongkongan), dari rs sebelumnya dikasih kanul, kanul itu saluran gitu ya untuk nafas,” jelasnya.
“Kemudian untuk makan tidak bisa lewat mulut, tapi lewat hidung kasih selang kecil ke bawah lambungnya dan makananya dengan cara cair,” tambahnya.
Perihal kondisi kesehatan Sultan, Hariyanto juga menilai dapat kembali normal sebelum mengalami kecelakaan.
Namun, Hariyanto belum dapat memastikan secara pasti waktu kesembuhan total tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.