Jumat, 22 Agustus 2025

3 Wanita Diduga Jadi Korban Malapraktik Klinik Kecantikan di Jaktim: Hidung Tinggi dan Miring

Korban mengatakan usai melakukan operasi pada bagian hidung pertama kali, kondisinya malah menjadi semakin memprihatinkan. Hidung tinggi dan miring

Editor: Erik S
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
KORBAN MAL PRAKTIK - Tiga wanita asal Kalimantan Timur (Kaltim) mendatangi Polda Metro Jaya untuk membuat laporan polisi pada Rabu (14/5/2025). Mereka melapor setelah diduga menjadi korban mal praktik sebuah klinik kecantikan di kawasan Jakarta Timur usai melakukan operasi hidung. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sungguh malang nasib tiga orang wanita asal Kalimantan Timur (Kaltim) berinisial NH (31), NHC (27) dan UN (29).

Mereka yang niat ingin mempercantik salah satu bagian di wajah, namun malah menjadi korban malapraktik usai menjalani operasi hidung di sebuah klinik kecantikan di kawasan Jakarta Timur.

Atas hal itu, ketiga korban pun langsung melaporkannya ke Polda Metro Jaya yang teregister dengan nomor Laporan tercatat dengan nomor LP/B/3196/V/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA pada Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Julita Surbakti Datangi Polda Sumut usai Kakinya Diamputasi, Minta Kasus Malapraktik Diselidiki

"Kedatangan kami pada sore hari ini ke Polda Metro Jaya adalah untuk melaporkan dugaan malapraktik yang dialmi oleh tiga klien kami, yang dilakukan oleh salah satu klinik yang bertempat di Jakarta Timur dengan inisial DBC," kata kuasa hukum korban, Andreas Hari Susanto Marbun kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (14/5/2025).

Selain klinik, mereka juga melaporkan seorang dokter berinisial SFT serta agen pemasaran yang dikenal dengan inisial RP atau B.

Andreas mengatakan usai melakukan operasi pada bagian hidung pertama kali, kondisi korban malah menjadi semakin memprihatinkan.

"Kondisi hidung tinggi, miring, dan bahkan luka. Timbul benjolan berwarna merah kemudian berubah menjadi nanah, yang kemudian nanah itu pecah, sehingga keluar cairan nanah dan darah," ujarnya.

Para korban sempat komplain, akhirnya ketiganya bolak-balik mendapat tindakan namun kondisinya tetap tidak kunjung membaik.

"Karena infeksi ini dilaporkanlah ke pihak klinik. Pihak klinik menyatakan untuk dilakukan penanganan. Akhirnya kembali ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan. Nah, kembali lagi terjadi 5 kali berturut-turut dilakukan penjahitan untuk kondisi yang sama," ujarnya.

"Selama 5 kali, hasilnya tetap sama. Dijahit berulang-ulang, tetapi tetap terbuka dan terluka, bukan malah menutup. Sehingga akhirnya itu yang menimbulkan bertambah parah keadaan hidungnya," sambungnya.

Padahal, ketiga korban sudah habis puluhan juta dengan maksud memperindah hidungnya. Namun, hal itu nampaknya sia-sia meskipun pihak korban sudah melayangkan somasi ke pihak klinik pada 25 April 2025.

Somasi ini, disebut Andreas, menemui jalan buntu karena pihak klinik dianggap tidak kooperatif hingga komunikasi terputus.

Baca juga: Update Dugaan Malapraktik RS Mitra Sejati Medan: Pihak Korban Tolak Damai, Dokter Bedah Dilaporkan

Andreas berhadap pihak kepolisian turun tangan mendalami laporannya. Karena ini disinyalir bukan hanya tiga orangnya yang menjadi korban.

"Tiga korban ini, selain kerugian materi yang sudah dikeluarkan, tentunya ada cacat fisik yang dialami. Bahkan itu pastinya seumur hidup dialami dan selain korban yang ketiga ini kemungkinan bakalan ada korban-korban lain," ujarnya.

Tertarik karena Selebgram

Sementara itu, korban NH (31) menceritakan awal mula dirinya mau mengoperasi hidungnya. Awalnya, dia tertarik karena klinik itu dipromosikan oleh seorang selebgram yang cukup terkenal.

"Nah dia itu kayak ngiklan itu bagus testinya dari hasil klinik itu bagus semua, jadi tertariknya dari situ banyak tanya, konsul, nanya pemulihan berapa lama terus nanti tindakan nya seperti apa dengan hasil-hasilnya dan dia bilang ngeliat beberapa cuplikan iklannya dia pernah operasi disitu testi-testinya," tuturnya.

NH kemudian memutuskan terbang dari Samarinda ke Jakarta pada 9 Desember 2024 dan menjalani operasi pertamanya di klinik itu.

Baca juga: TKW Asal Jember Lumpuh Diduga Korban Malapraktik di Singapura, Sempat Operasi dan Koma 9 Hari

"Mulai operasi pertama itu tanggal 9 Desember 2024 janjiannya di jam 9 - 10 pagi di klinik tersebut untuk ditangani operasi pertama," ungkapnya.

NH mengatakan, ia membayar biaya tindakan secara bertahap. Total biaya yang dikeluarkan untuk seluruh rangkaian tindakan, mencapai puluhan juta rupiah.

Namun setelah operasi selesai, NH malah mendapatkan pendarahan yang tak berhenti selama 7 hari lamanya.

"Keluhannya itu yang tidak normal itu pendarahan yg terus menerus selama 7 hari, akhirnya saya tanya "ini gimana? Hal yang biasa atau gimana?" Tapi dari pihak klinik menjawab tergantung pemulihan tergantung daya tahan tubuh masing-masing, ada yang cepat, ada yg lambat. Ketika dijawab seperti itu saya pikir "oh mungkin daya tahan tubuh saya tidak seperti orang-orang pada umumnya, cepat," tuturnya.

NH mengaku kembali menjalani tindakan operasi kedua yang disebut pihak klinik minim resiko. Alih-alih membaik, luka pascaoperasi justru memburuk. 

Akhirnya, NH memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter kulit dan spesialis bedah plastik di Samarinda hingga akhirnya diketahui jika dirinya diduga menjadi korban malapraktik.

"Jadi akhirnya orang tua memutuskan untuk coba deh cari dokter bedah plastik yg lain utk yanya kondisi hidungmu seperti apa. Jadi kontak ketiga dokter bedah plastik di Samarinda, menyatakan bahwasanya harus dilepas implannya dan dalam kondisi infeksi. Makanya jahitannya itu tidak tertutup karena infeksi," jelasnya.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan