Jakarta Barat Tetapkan Status KLB Campak: 38 Kasus Terpantau di Kapuk Cengkareng
Jakarta Barat tetapkan KLB campak usai 38 kasus muncul di Kapuk dan Cengkareng. Warga diminta vaksinasi dan terapkan PHBS.
Editor:
Glery Lazuardi
Rangkuman Berita
Sudinkes Jakarta Barat tetapkan status KLB campak setelah 38 kasus terpantau di Kapuk dan Cengkareng.
Langkah penanganan: surveilans ketat, Outbreak Respon Imunisasi (ORI), dan imunisasi kejar.
Warga diimbau segera vaksin, terapkan PHBS, dan periksa ke faskes bila alami gejala ruam.
TRIBUNNEWS.COM - Jakarta Barat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak setelah 38 kasus terpantau di wilayah Kapuk dan Cengkareng.
Penetapan ini diumumkan oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat pada Rabu (17/9/2025), menyusul lonjakan kasus yang memicu kekhawatiran penyebaran lebih luas di tengah perubahan musim dan rendahnya cakupan imunisasi.
Campak bukan sekadar penyakit masa kecil yang ‘wajar dialami’—jika tidak ditangani, bisa menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, diare berat, bahkan radang otak.
Seperti dilansir dari laman Alodokter, Campak adalah penyakit akibat infeksi virus yang ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, dan ruam di seluruh tubuh. Infeksi campak berawal dari saluran pernapasan yang kemudian menular melalui percikan air liur.
Gejala awal campak atau measles adalah sakit tenggorokan, mata berair dan kemerahan (konjungtivitis), dan bintik putih di dalam mulut. Ruam yang muncul mulanya berupa bintik-bintik merah kecil, kemudian menyatu hingga ukurannya membesar.
Meskipun mirip, gejala campak berbeda dengan gejala rubella. Pada campak, ruam bisa bertahan selama 5–7 hari. Sementara itu, ruam rubella berlangsung selama 1–3 hari. Kedua penyakit tersebut sama-sama dicegah dengan vaksin MMR.
Campak Merebak di Jakarta Barat
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat menetapkan status kondisi luar biasa (KLB) terhadap tren campak yang menyebar di Jakarta Barat.
Penetapan KLB dilakukan setelah di wilayah Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, terdapat 38 kasus campak yang sudah dalam pantauan.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari, mengatakan hal tersebut saat dikonfirmasi, Rabu (17/9/2025).
"Ini masih di Kapuk, wilayah lain menunggu hasil analisis untuk yang KLB ya. Wilayah lain menunggu hasil analisis untuk KLB," kata Arum Ambarsari.
Saat ini Sudinkes Jakbar telah melakukan beberapa cara untuk menekan kasus agar tidak menyebar luas.
Pertama, dilakukan penguatan surveilans campak di wilayah dengan tata laksana kasus dan pemantauan ketat kontak erat serta pengiriman spesimen campak.
Kedua, melaksanakan Outbreak Respon Imunisasi (ORI) dan Imunisasi Kejar.
Menurut Arum Ambarsari, campak adalah penyakit yang disebabkan morbilivirus dan dapat ditularkan melalui udara.
"Bisa berupa percikan dari mulut, sekresi hidung, bersentuhan dengan benda terkontaminasi," katanya.
Oleh karena itu, Arum Ambarsari mengimbau agar masyarakat melakukan tiga hal ini untuk menekan penularan campak.
Yakni, melakukan vaksinasi campak Rubella sesuai jadwal, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta datang ke fasilitas kesehatan jika bergejala ruam.
"Harus khawatir kalau belum imunisasi, jadi anaknya segera diimunisasi dan terapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat melalui Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) mengonfirmasi adanya peningkatan asus campak di wilayah Jakarta Barat sejak awal tahun 2025 ini.
Kasudinkes Jakarta Barat, Erizon Safari menyampaikan bahwa total ada 21 kasus campak yang tersebar di sejumlah kecamatan Jakarta Barat.
Terbanyak, berada di Kecamatan Cengkareng, khususnya Kelurahan Kapuk.
“Memang ada tren peningkatan kasus campak, terutama di wilayah Kapuk, Cengkareng. Dari seluruh wilayah di Jakarta Barat, kelurahan Kapuk ini menjadi atensi utama kita dalam hal ini,” ujar Erizon saat ditemui di GOR Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (27/8/2025).
Kendati demikian, Erizon menyampaikan bahwa peningkatan kasus ini belum sampai pada tahap status kejadian luar biasa (KLB).
Kendati demikian, apabila jumlah kasus terus meningkat, Erizon memastikan jika pihaknya akan mengambil langkah cepat dengan mempertimbangkan arahan dari Wali Kota Jakarta Barat.
“Sepertinya kita akan mendekati kesana (KLB) kalau dilihat dari kasus sekarang. Makanya dalam waktu dekat saya akan meminta arahan dari Wali Kota," ujar Erizon.
"Kalau memang angkanya signifikan menuju KLB, pastinya Pak Wali akan memberikan instruksi,” imbuhnya.
Penyebab Campak
Campak disebabkan oleh infeksi virus Morbillivirus. Virus ini dapat menular dengan mudah melalui droplets atau percikan liur dari mulut dan hidung penderita campak, yang keluar ketika batuk, bersin, atau berbicara.
Seseorang juga bisa terkena campak ketika menyentuh mulut atau hidungnya setelah memegang benda yang telah terkontaminasi droplets penderita campak. Risiko untuk terkena campak pun meningkat pada kondisi berikut::
Bayi yang belum cukup umur untuk mendapatkan vaksin
Siapa pun yang belum mendapatkan vaksin campak dan MMR secara lengkap
Tinggal bersama atau merawat orang yang terinfeksi campak
Daya tahan tubuh lemah akibat kondisi kesehatan tertentu, seperti menderita HIV/AIDS atau kanker
Gejala Campak
Gejala campak akan timbul sekitar 7–14 hari setelah terinfeksi, dengan keluhan awal mirip dengan gejala flu. Berikut adalah beberapa gejala campak:
Demam
Lemas
Pilek atau hidung tersumbat
Batuk kering
Diare
Muntah
Hilang nafsu makan
Mata merah, berair, dan sensitif terhadap cahaya
Muncul bercak putih di dalam mulut
Beberapa hari setelah mengalami gejala di atas, ruam kemerahan umumnya akan muncul di area wajah dan leher. Ruam ini pun dapat menyebar ke hampir seluruh tubuh. Ukuran ruam campak awalnya kecil, tetapi dapat menyatu dan membentuk ruam besar.
Kapan harus ke dokter
Jika Anda mengalami gejala campak, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Anda dapat memanfaatkan layanan Chat Bersama Dokter untuk berdiskusi dengan ribuan dokter dari rumah sakit ternama di seluruh Indonesia mengenai hal-hal yang perlu dilakukan ketika terkena campak, termasuk obat yang perlu dikonsumsi.
Bagi yang sedang mengonsumsi obat imunosupresif atau menderita penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh, seperti HIV/AIDS, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter secara langsung. Hal ini penting agar penanganan dapat diberikan sedini mungkin dan risiko komplikasi dapat dicegah.
Segera kunjungi IGD rumah sakit terdekat ketika gejala campak disertai dengan keluhan berikut ini:
Demam tinggi, lebih dari 39°C, dan tidak turun setelah diobati dengan obat demam, seperti paracetamol
Sesak napas
Linglung
Kejang
Pada ibu hamil, pertolongan medis secepatnya juga diperlukan ketika melakukan kontak dengan penderita campak atau orang yang mengalami gejala campak. Alasannya, infeksi campak pada kehamilan dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, bahkan keguguran.
Diagnosis Campak
Dokter dapat mendiagnosis campak dengan terlebih dahulu menanyakan gejala dan memeriksa karakteristik ruam pada kulit pasien. Namun, pada beberapa kasus, dokter perlu melakukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis, yaitu:
Tes darah, untuk memeriksa antibodi terhadap virus campak
Tes PCR melalui swab tenggorokan dan hidung, untuk mendeteksi virus campak
Tes urine, untuk lebih memastikan diagnosis dari penyakit campak
Pengobatan Campak
Campak dapat sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan. Namun, untuk membantu meredakan gejala, penderita disarankan untuk melakukan upaya-upaya berikut:
Banyak minum air putih agar tidak mengalami dehidrasi atau berikan ASI yang cukup jika yang terkena adalah bayi
Minum obat pereda demam, seperti Alphamol atau Fenris Sirup. Jangan berikan anak aspirin karena dapat memicu terjadinya sindrom Reye
Beristirahat yang cukup
Mengonsumsi makanan sehat dan lunak atau mudah untuk ditelan
Minum obat batuk
Memberikan kompres hangat jika mata merah dan berair
Minum suplemen vitamin A, seperti Vitamin A IPI atau Vitamin A 200000 IU, sesuai saran dokter
Pasien yang belum pernah mendapatkan imunisasi campak sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksin campak dalam waktu 72 jam setelah gejala muncul. Tujuannya adalah untuk meredakan gejala dan mempercepat proses penyembuhan.
Pada bayi, ibu hamil, dan pasien dengan daya tahan tubuh yang lemah, dokter akan memberikan suntik antibodi. apabila diberikan dalam waktu 6 hari setelah paparan virus, suntikan antibodi dapat membantu mengurangi keparahan gejala.
Komplikasi Campak
Sebagian besar penderita campak bisa sembuh dalam beberapa hari. Namun, pada orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat HIV/AIDS, malnutrisi, atau kanker, campak dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti:
Dehidrasi akibat diare dan muntah
Peradangan pita suara (laringitis)
Infeksi telinga, yang bisa mengakibatkan tuli
Pneumonia
Kebutaan
Kejang akibat demam tinggi
Pada kasus yang jarang terjadi, campak juga dapat menimbulkan komplikasi berat berupa:
Ensefalitis
Hepatitis
Radang selaput jantung (perikarditis)
Disseminated intravascular coagulation (DIC)
Sementara itu, cacar pada ibu hamil bisa memicu terjadinya beberapa komplikasi, terlebih jika ibu hamil tersebut belum mendapatkan vaksin. Komplikasinya antara lain, kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, atau keguguran.
Pencegahan Campak
Untuk mencegah penyakit campak, pastikan Anda mendapatkan imunisasi campak dan MMR. Imunisasi campak dapat diberikan sejak anak berusia 9 bulan. Pemberian vaksin
MMR dapat kembali dilakukan setelah anak menginjak usia 12–18 bulan, dan diulang kembali saat anak berusia 5–7 tahun.
Vaksin campak dan MMR tetap bisa diberikan kepada orang dewasa yang belum mendapatkan vaksin sama sekali. Pada orang dewasa, dosisnya adalah 2 kali pemberian, dengan jeda 28 hari antara dosis pertama dengan dosis selanjutnya.
Sebagai catatan penting, jika Anda belum pernah divaksin MMR dan sedang merencanakan kehamilan, lakukan imunisasi minimal 1 bulan sebelumnya. Alasannya, vaksin MMR tidak boleh diberikan selama kehamilan.
Selain tindak pencegahan tersebut, penularan campak juga dapat dicegah dengan melakukan isolasi mandiri ketika terkena penyakit ini. Isolasi dapat dilakukan sejak gejala muncul, hingga 4 hari setelah ruam timbul.
Selama menjalani perawatan, penderita campak dan orang yang merawatnya disarankan untuk:
Tidak berbagi peralatan makan dan perlengkapan mandi
Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin dengan lengan atau tisu. Jika memakai tisu, segera buang tisu tersebut ke tempat sampah
Membersihkan rumah secara rutin dengan desinfektan
Penyakit campak umumnya tidak berbahaya ketika seseorang sudah mendapatkan vaksin campak atau MMR. Namun, jangan pula disepelekan karena penyakit ini juga bisa mengakibatkan komplikasi serius yang dapat mengancam nyawa penderitanya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com
Sumber: Warta Kota
Kasus Campak di DKI Jakarta Naik, Dinkes Ingatkan Pencegahan Dimulai dari Rumah |
![]() |
---|
Perempuan Muda Asal Bogor Dijebak Nikah dengan WNA Asal Arab Saudi: Kini Jadi Korban KDRT |
![]() |
---|
Nyatakan Mundur Dari DPR RI, Rahayu Saraswati Bakal Habiskan Sisa Kas Untuk Warga di Dapilnya |
![]() |
---|
Terapkan Zero KKN Dalam Penyelenggaraan Ujian Profesi Advokat, Peradi: Jadi Tidak Main-main |
![]() |
---|
Akhirnya PMHMETD III PANI Datang Juga! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.