Kamis, 25 September 2025

Perkuat Penguasaan STEM, 74 Guru di Jabodetabek Ikuti Workshop 2 Hari

Workshop program STEM Indonesia Cerdas ini diselenggarakan Riady Foundation dan digelar pada 19–20 September 2025 di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta. 

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasanudin Aco
Istimewa
WORKSHOP STEM - Dewan Pembina Riady Foundation yang juga inisiator Gerakan STEM Indonesia Cerdas, Dr. Stephanie Riady, M.Ed., di kegiatan workshop yang diikuti 74 guru madrasah dan sekolah se-Jabodetabek pada 19–20 September 2025 di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 74 guru guru sekolah dan madrasah di Jabodetabek mengikuti workshop 2 hari bertajuk "Makerspace Professional Development” untuk memperkuat kapasitas guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM) di sekolah.

Workshop program STEM Indonesia Cerdas ini diselenggarakan Riady Foundation dan digelar pada 19–20 September 2025 di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta. 

Dari workshop ini guru diharapkan bisa mengajarkan tentang STEM ke siswa secara kontekstual, kreatif, dan relevan dengan kebutuhan keterampilan abad ke-21.

Workshop dengan konsep Ruang Karya, sebuah pendekatan makerspace yang mengintegrasikan teori dan praktik melalui kegiatan berbasis proyek sederhana, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan nyata siswa. 

Pada workshop ini para guru mendapat pendampingan langsung dari Koordinator Makerspace, Calum Walker, yang juga sekaligus menjadi narasumber.

Nantinya para guru diharapkan tidak hanya memahami konsep, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang dapat segera diterapkan di kelas.

“Melalui kegiatan ini kami ingin menghadirkan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi guru, sehingga mereka bisa menularkan semangat inovasi kepada para siswa. Harapannya, sekolah-sekolah di Indonesia semakin siap melahirkan generasi yang adaptif, kreatif, dan tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan,” kata Dorita Setiawan, Ph.D., Direktur STEM Indonesia Cerdas, Selasa (23/9/2025).

Selain membekali guru, indikator keberhasilan kegiatan ini juga akan terlihat dari implementasi nyata hasil pelatihan di sekolah atau madrasah masing-masing. 

Guru peserta diharapkan mampu merancang pembelajaran berbasis proyek yang lebih relevan dengan keterampilan abad ke-21, sehingga berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa.

Dorita mengatakan bahwa konsep ini juga akan disebarkan dan diimplementasikan ke sekolah-sekolah di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing  daerah.

”Dapat ditekankan bahwa keterbatasan fasilitas tidak menjadi masalah, dan tidak menghalangi kreativitas, namun penguatan kapasitas guru menjadi kuncinya,” katanya.

Dewan Pembina Riady Foundation yang juga inisiator Gerakan STEM Indonesia Cerdas, Dr. Stephanie Riady, M.Ed., mengatakan STEM bukan sekadar tentang rumus, robot, atau laboratorium. 

Menurutnya, STEM adalah pola pikir. “STEM mengajarkan anak-anak kita untuk berani bertanya sebelum menjawab, mencari solusi sebelum menyerah, dan berkolaborasi sebelum berkompetisi,” kata Stephanie.

Dia menambahkan, STEM lebih dari sekadar keterampilan teknis, tapi juga menanamkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah kompleks, membaca pola, dan mengambil keputusan berbasis data.

STEM adalah literasi abad ini, yang akan menentukan daya saing generasi bangsa ini di masa depan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan