Hari Habitat Sedunia, Mangrove Ditanam untuk Menahan Abrasi Pesisir Jakarta
Abrasi makin parah, rob makin dekat. Warga tanam mangrove, tapi cukupkah benteng hijau ini lindungi pesisir Jakarta?
Ringkasan Berita:
- Vegetasi mangrove Jakarta Utara turun 30 persen sejak 2015
- Penanaman mangrove jadi respons atas abrasi dan banjir rob
- Komunitas lokal terlibat daur ulang sampah dan tanam mangrove bersama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Penanaman mangrove dilakukan di kawasan pesisir Jakarta Utara bertepatan dengan peringatan Hari Habitat Sedunia, 6 Oktober 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari respons ekologis terhadap penurunan vegetasi mangrove dan meningkatnya ancaman abrasi serta banjir rob di wilayah pesisir ibu kota.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menunjukkan bahwa kerapatan vegetasi mangrove di zona Angke Kapuk menurun hingga 30 persen sejak 2015.
Penurunan ini dipicu oleh reklamasi, pencemaran, dan tekanan aktivitas manusia. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan rehabilitasi pesisir melalui penanaman mangrove sepanjang satu kilometer setiap tahun.
Mangrove dipilih karena kemampuannya menyerap karbon lima kali lebih banyak dibandingkan hutan daratan, serta perannya sebagai benteng alami terhadap abrasi dan rob. Pemerintah daerah juga mencanangkan pembangunan Giant Mangrove Wall sepanjang 11 kilometer sebagai bagian dari strategi adaptasi iklim di pesisir utara Jakarta.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, rehabilitasi mangrove nasional dilakukan dengan prinsip 3M: Memulihkan, Meningkatkan, dan Mempertahankan. Peran sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dinilai penting dalam memperkuat kapasitas lokal dan mempercepat pemulihan ekosistem pesisir.
Baca juga: Harga Beras di Jabodetabek Tembus HET, Jakbar dan Kota Tangerang Zona Merah
Kegiatan penanaman mangrove kali ini diinisiasi oleh Cermati Fintech Group bersama Kertabumi, sebuah yayasan lingkungan yang fokus pada solusi keberlanjutan. Selain penanaman, mereka mendukung pengelolaan sampah berbasis komunitas melalui pengadaan alat daur ulang di Galeri Kerta Bumi. Kelompok ibu PKK dan karang taruna dilibatkan dalam pengolahan sampah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomi.
“Kami percaya langkah kecil seperti ini bisa menjadi simbol kerja sama yang menginspirasi lebih banyak pihak untuk bergerak bersama menjaga bumi dan keberlanjutannya,” ujar VP of Insurance Cermati Protect, Juanri, dalam keterangannya, dikutip Rabu (22/10/2025).
Pendekatan tanggung jawab sosial tidak hanya bersifat simbolik, melainkan dirancang untuk menjawab tantangan lingkungan dan sosial secara konkret.
“Kami ingin memastikan bahwa kegiatan yang kami jalankan memberikan dampak ekologis dan sosial yang menyeluruh,” kata VP of HR Cermati Fintech Group, Sianita Tomara.
Di tengah tekanan iklim dan urbanisasi yang kian nyata, upaya menjaga ekosistem pesisir bukan sekadar agenda lokal, melainkan bagian dari pertahanan kota yang lebih besar—untuk masa depan yang layak huni.
| Fenomena Fase Perigee dan Bulan Purnama, BMKG Imbau Warga Waspada Banjir Rob Mulai 7 Oktober 2025 |
|
|---|
| Hari Maritim Nasional: Momentum Menyatukan Ekologi, Ekonomi, dan Kedaulatan Laut |
|
|---|
| Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Hutan Mangrove Pantai Abudenok Malaka Barat |
|
|---|
| Mangrove Bangkit: 15 Ribu Hektare Pesisir Siap Direstorasi |
|
|---|
| Giant Sea Wall Butuh Dana Besar, Pemerintah Undang Investor Asing |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.