Ledakan di Jakarta Utara
7 Tulisan dalam 'Senjata' di Lokasi Ledakan SMAN 72 Jakarta: 3 Nama hingga Slogan Teroris
Tujuh tulisan yang terteda dalam senjata mainan yang diduga dibawa pelaku hingga ditemukan dalam lokasi ledakan masjid SMAN 72 Jakarta.
Ringkasan Berita:
- Terdapat tujuh tulisan dalam senjata mainan yang ditemukan di lokasi ledakan SMAN 72 Jakarta
- Ada tiga nama teroris yang tercantum dalam senjata mainan tersebut
- Pihak berwenang masih terus menyelidiki pelaku hingga motif di balik aksi teror ini
TRIBUNNEWS.COM - Inilah tujuh tulisan yang terteda dalam senjata mainan yang diduga dibawa pelaku hingga ditemukan dalam lokasi ledakan masjid SMAN 72 Jakarta.
Pada Jumat (7/11/2025), ledakan menghebohkan wilayah SMAN 72 Jakarta yang berada di Kompleks TNI AL Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ledakan tersebut dilaporkan saat masjid menggelar salat Jumat.
Tepatnya saat khotib membacakan doa di khutbah kedua, ledakan tersebut tiba-tiba terjadi.
Akibat kejadian ini, sebanyak 54 orang terluka dari tingkat ringan hingga sedang.
Di lokasi ledakan turut ditemukan dua benda mirip senjata yang belakangan dikonfirmasi adalah mainan.
Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus membenarkan temuan ini.
"Itu senjata mainan, bukan senjata beneran," katanya, dikutip dari Breaking News KompasTV, Jumat.
Wakil Menko Polkam melanjutkan, pihak terkait masih terus mendalami ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading.
Senjata tersebut dipenuhi tulisan yang mencantumkan beberapa nama hingga slogan teroris luar negeri.
Baca juga: Saksi Ungkap Keseharian Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72: Selalu Sendiri Pakai Jas Putih
Lantas apa saja tulisan dalam senjata mainan tersebut?
Brenton Tarrant merupakan teroris yang melakukan aksi penembakan di dua masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019.
Ia menyerbu Masjid Al Noor di Christchurch dengan bersenjatakan senjata semi-otomatis bergaya militer.
Dikutip dari Reuters, Brenton Tarrant menembaki umat Muslim yang sedang berkumpul untuk salat Jumat tanpa pandang bulu.
Mirisnya lagi, ia sambil memfilmkan pembantaian yang dilakukannya dari kamera yang dipasang di kepala dan memutar lagu kebangsaan anti-Muslim Serbia lewat Facebook.
Dia membunuh 44 orang di Al Noor, yang termuda seorang anak laki-laki berusia tiga tahun ditembak dari jarak dekat.
Aksinya berlanjut dengan menyerang masjid kedua di pinggiran Kota Linwood, menewaskan tujuh orang lainnya.
Kasus Brenton Tarrant mencapai puncaknya saat dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat pada Agustus 2020.
Hakim Pengadilan Tinggi Christchurch Cameron Mander mengatakan terdakwa tidak menunjukkan penyesalan dan tidak peduli berapa lama ia dipenjara, itu tidak akan cukup untuk menebus kejahatannya.
"Kejahatanmu begitu jahatnya sehingga meskipun kamu ditahan sampai mati, itu tidak akan memenuhi tuntutan hukuman dan kecaman," kata hakim saat menjatuhkan hukuman.
"Sejauh yang dapat saya ukur, Anda tidak memiliki empati terhadap korban Anda," tegasnya, dikutip dari Reuters.
Alexandre Bissonnette merupakan seorang pemuda yang melakukan penembakan massal di Pusat Kebudayaan Islam Kota Quebec, sebuah masjid di lingkungan Sainte-Foy, Kota Quebec, Kanada, pada 29 Januari 2017 malam.
Pemuda yang kala itu masih berumur 27 tahun secara membabi buta menembaki jamaah dalam masjid.
Akibat kejadian ini, 6 orang tewas dan 19 orang terluka.
Lebih dari 50 orang berada di masjid ketika penembakan dimulai saat salat Isya.Â
Serangan yang berlangsung kurang dari tiga menit.
Setelah penembakan, Alexandre Bissonnette ditangkap oleh petugas enam mil dari masjid.
Dikutip dari Al Jazeera, Perdana Menteri Kanada yang kala itu dijabat oleh Justin Trudeau mengecam tindakan Alexandre Bissonnette.
Ia menyebutnya sebagai “serangan teroris”.
Di sisi lain, Alexandre Bissonnette dalam persidangan menolak dirinya dicap sebagai teroris.
"Saya malu atas perbuatan saya," ujarnya di ruang sidang Quebec saat itu.Â
"Saya bukan teroris, saya bukan Islamofobia," lanjutnya, dikutip dari BBC.
Pada tanggal 8 Februari 2019, Bissonnette dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dengan kemungkinan pembebasan bersyarat setelah dipenjara 40 tahun.
Namun setelah mengajukan banding, Pengadilan Banding Quebec memutuskan bahwa 40 tahun tanpa pembebasan bersyarat adalah hukuman yang kejam dan tidak biasa secara inkonstitusional.
Sehingga ada penyesuaian hukuman menjadi penjara seumur hidup dengan pembebasan bersyarat setelah dipenjara 25 tahun.
3. Luca Traini
Luca Traini merupakan warga negara Italia yang menuai sorotan setelah melakukan aksi penembakan massal bermotif rasis di kota Macerata, Marche, Italia pada 3 Februari 2018 lalu.
Kala itu ia masih berusia 28 tahun.
Luca Traini melancarkan serangan penembakan drive-by menggunakan pistol semi-otomatis dengan menargetkan enam individu.
Semua korban terluka dalam serangan tersebut adalah migran berkulit hitam yang berasal dari Ghana, Mali, dan Nigeria.
Ia kemudian meninggalkan mobilnya dan memberi hormat ala fasis dengan bendera Italia yang tersampir di bahunya sebelum polisi menangkap Luca Traini.
Dikutip dari Guardian, Luca Traini mengaku menyesal atas perbuatannya.
"Saya menyesal atas luka-luka yang saya timbulkan. Selama di penjara, saya mengerti bahwa warna kulit seseorang tidak ada hubungannya dengan apapun," ucapnya.
Atas perbuatannya, Luca Traini dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
4. Natural Selection
Natural Selection bermakna seleksi alam.
Namun dalam kasus teror, hal ini disangkutkan dengan dua kata dalam baju yang dikenakan pelaku pembantaian Columbine High School, Eric David Harris.
Eric Harris merupakan satu dari dua pelaku utama dalam insiden yang terjadi pada 20 April 1999 di Littleton, Colorado, Amerika Serikat.
Bersama rekannya, Dylan Klebold, Harris melakukan serangan bersenjata dan pengeboman di sekolah mereka, menewaskan 12 siswa dan satu guru, serta melukai 24 orang lainnya. Kedua pelaku kemudian tewas bunuh diri.
5. for Agartha
Kata for Agartha muncul dalam teori konspirasi.
Orang yang meyakini teori konspirasi ini menganggap adanya kerajaan dalam inti bumi, mereka lahir dari kemurnian ras milik ras Arya (kulit putih).
Namun teori konspirasi ini tidak bisa dibuktikan secara ilmiah hingga saat ini.
6. 14 Words
14 Words identik dengan slogan ideologi supremasi kulit putih dan teorisme.
Meskipun ini bukan slogan yang secara eksklusif diciptakan atau digunakan oleh satu kelompok teroris tertentu, ia telah menjadi simbol dan kode penting bagi gerakan ekstremis, terutama di Amerika Serikat dan Barat.
Slogan ini diciptakan oleh David Lane, seorang pemimpin supremasi kulit putih Amerika dan anggota kelompok teroris neo-Nazi.
David Lane terlibat dalam pembunuhan, perampokan, dan pengeboman selama tahun 1980-an.
Lane pun menjalani hukuman seumur hidup dan meninggal di penjara.
7. 1198
Terakhir tahun 1198 ikut tertulis dalam senjata mainan yang kini menjadi perbincangan warganet.
Tahun tersebut terjadi pengepungan kota Akre oleh Salibis dan menjadi kemenangan pertama melawan Salahuddin, Al Ayyubi.
Selain itu angka 1198 juga tertulis dalam salah satu senjata yang digunakan oleh Brenton Tarrant selama penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru apda 2019 silam.
(Tribunnews.com/ Siti N/ Endra)
Ledakan di Jakarta Utara
| Puluhan Orang Terluka Imbas Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, 2 Orang Dioperasi |
|---|
| Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Bawa Pistol saat Beraksi, Kapolri: Senjatanya Mainan |
|---|
| Kapolda Metro Jaya Belum Pastikan Adanya Unsur Terorisme dalam Kasus Ledakan di SMAN 72 Jakarta |
|---|
| Terduga Pelaku Ledakan di SMA 72 Jakarta Sering Menyendiri, Kerap buat Gambar dan Foto Berdarah |
|---|
| Indri Sebut Anaknya Saksikan Ledakan di SMAN 72, Sempat Gotong Temannya yang Berlumuran Darah |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.