Senin, 10 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Korban 'Broken Home' Tinggal Bersama Ayah, Ibunya Kerja di Luar Negeri

F nekat melakukan aksinya dalam kasus peledakan di Masjid sekolahnya saat para siswa laki-laki hendak menjalankan salat Jumat.

|
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
LEDAKAN SEKOLAH - Penampakan rumah yang ditinggali terduga pelaku ledakan di SMA 72 Jakarta di kawasan Cilincing, Jakarta Utara terlihat sepi pada Minggu (9/11/2025). Rumah ini bukanlah milik keluarga F, melainkan milik bos sang ayah. F dan ayahnya tinggal di sini bersama pegawai lain. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti). 

Ringkasan Berita:
  • Pelaku aksi peledakan SMA 72 Jakarta diduga adalah murid sekolah tersebut.
  • Diduga hal itu terjadi karena efek perundungan (bullying) yang dialami di lingkungan sekolah.
  • Latar belakang keluarga yang tidak utuh (broken home), orangtua F telah berpisah sejak ia duduk di bangku SD.
 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Efek perundungan atau bullying menjadi dugaan penyebab siswa SMA 72 Jakarta berinisial F nekat melakukan aksinya dalam kasus peledakan di Masjid sekolahnya saat para siswa laki-laki hendak menjalankan salat Jumat.

Ternyata, selain bullying, ada faktor lain yang juga diduga memicu remaja yang masih duduk di kelas XII itu gelap mata untuk melakukan aksinya yakni karena memiliki orangtua yang tak utuh atau broken home.

Hal itu diungkap oleh Ketua RT 10 RW 12 Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Danny Rumondor selaku pejabat lingkungan di tempat tinggal F.

"Tapi memang kayaknya motifnya sakit hati kalau yang saya lihat, memang ada kelainan gitu, kan bisa dikatakan dia broken home juga karena orang tuanya berpisah," kata Danny saat ditemui Tribunnews.com, Minggu (9/11/2025).

Informasi yang Danny dapat, orangtuanya tersebut telah berpisah sejak F masih menginjak umur belia. Saat itu, F masih duduk di Sekolah Dasar (SD).

Saat ini, F tinggal bersama sang ayah di sebuah rumah berlantai dua dengan tembok berwarna putih dengan dua pilar besar di bagian depanya. 

Namun, rumah itu bukan punya keluarga F melainkan milik bos di tempat ayahnya bekerja yang merupakan seorang pengusaha kuliner. 

Rumah tersebut dijadikan tempat proses produksi makanan. Hal ini terlihat dari adanya sebuah pemanggang cukup besar yang berada di bagian teras sekaligus tempat tinggal pegawai.

F dan ayahnya yang bekerja sebagai juru masak ini diizinkan menempati rumah tersebut bersama pegawai yang lain. Total, ada sekitar tujuh orang yang tinggal di sana termasuk pemilik rumah.

Meski begitu, suasana rumah tersebut nampak sepi saat Tribunnews mendatanginya. Padahal ada dua sepeda motor yang terparkir, pakaian yang dijemur hingga tumpukan sepatu di bagian depan rumah.

Gerbang tinggi berwarna putih dan pintu rumah berwarna cokelat tersebut pun tertutup rapat dan tidak menunjukkan adanya aktivitas apapun di bagian bawah rumah.

Danny mengatakan F tinggal di sana sudah cukup lama. Terhitung sudah selama tujuh tahun mereka berbaur dengan para pegawai lain pengusaha kuliner tersebut.

Selama orangtuanya berpisah, F tumbuh sebagai sosok yang jauh dari hangatnya pelukan ibu.

Hal ini karena sang ibu juga tidak berada di Indonesia melainkan bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri.

"Ibunya yang saya dapat informasi dari temen temen kerja ayahnya sih kerja di luar negeri atau apa. TKW mungkin kali ya. Tapi kalau negara mana saya kurang paham," ucapnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved