Perluas Akses Air Bersih, Pemprov DKI Genjot Pembangunan Instalasi Pengolahan Air

TRIBUNNEWS.COM - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, DKI Jakarta termasuk provinsi dengan akses air minum layak tertinggi di Indonesia, yakni mencapai 99,96 persen rumah tangga. Capaian ini menunjukkan bahwa hampir seluruh warga Jakarta telah mendapatkan sumber air minum yang memenuhi standar kelayakan. 

Untuk menjaga dan meningkatkan akses tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menggenjot pembangunan dan modernisasi infrastruktur air bersih, termasuk lewat pengoperasian instalasi pengolahan air (IPA) baru di sejumlah titik Ibu Kota.

Pada Mei 2025, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung meresmikan IPA Buaran III milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PAM Jaya di Jakarta Timur. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi 3.000 liter per detik dan mengalirkan air ke 31 kelurahan di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Kramat Jati, Makasar, Cipayung, Ciracas, dan Pasar Rebo.

Pembangunan IPA Buaran III dimulai sejak 2023 dan selesai sesuai target yang ditetapkan, yakni April 2025. Peresmian ini turut dihadiri oleh Plt. Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainah, serta jajaran komisaris dan direksi PAM Jaya. 

Gubernur Pramono menegaskan IPA Buaran III merupakan upaya Pemprov DKI dalam memenuhi kebutuhan air bersih warga Jakarta yang hingga kini telah mencapai cakupan pipanisasi lebih dari 70 persen. Ia menargetkan, kebutuhan air bersih dapat terpenuhi 100 persen pada 2029 dan meminta PAM Jaya bekerja maksimal untuk mencapai target tersebut.

“Harapannya, PAM Jaya dapat terus berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan Jakarta yang lebih baik guna meningkatkan kualitas hidup seluruh warga,” ujar Gubernur Pramono. 

Baca juga: Besaran UMP Jakarta 5 Tahun Terakhir, Pramono Jelaskan Sikap soal Upah Minimum 2026

Dukung Inovasi Teknologi untuk Air Bersih

Dalam kunjungannya ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mookervart di Jakarta Barat pada Mei lalu, Gubernur Pramono mengapresiasi inovasi teknologi yang diterapkan PAM Jaya.

Pramono menyaksikan langsung proses pengolahan air yang berasal dari waduk dengan kondisi gelap dan hitam hingga akhirnya dapat diolah menjadi air minum. Hal itu terwujud berkat inovasi teknologi yang diterapkan oleh PAM Jaya. Di IPA Mookervart, proses pengolahan air dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari Moving Bed Bio Reactor (MBBR) untuk mengolah polutan organik dan amonia, kemudian ultrafiltration untuk menyaring partikel halus seperti debu, bakteri, dan virus. Tahap akhir yakni reverse osmosis (RO) guna memastikan air yang dihasilkan benar-benar memenuhi standar kualitas air minum. 

“Inovasi teknologi ini dihadirkan PAM JAYA untuk mengolah air baku menjadi air perpipaan berstandar air minum sesuai dengan Permenkes No. 2 Tahun 2023,” ungkap Gubernur Pramono.

Dengan kapasitas produksi mencapai 10 liter per detik, IPA Mookervart diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di wilayah sekitarnya.

Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menjelaskan bahwa IPA Mookervart telah mengalirkan air perpipaan ke Rusun Pesakih Daan Mogot, Rusun Pulau Intan, Rusun Hutama Karya, serta beberapa permukiman sekitar. 

Untuk wilayah yang jauh dari booster pump, PAM Jaya menerapkan metode bottom up dengan membangun WTP komunal di titik terendah agar suplai air tetap stabil. 

Menurut Arief, keterlibatan masyarakat juga sangat dibutuhkan agar akses air bersih dapat menjangkau seluruh wilayah Jakarta. Sejalan dengan itu, PAM Jaya juga terus melakukan berbagai upaya lain untuk meningkatkan layanan air bersih di Jakarta.

Berbagai program prioritas dijalankan mulai dari pembangunan jaringan perpipaan di Buaran III, Reskom Tambora, dan Gandaria Utara, program 20.000 sambungan baru, Kartu Air Sehat (KAS), sanitasi prima berupa penyedotan septik tank gratis, hingga bantuan tandon air dan penyediaan water purifier. 

Selain itu, terdapat pula layanan cepat satu jam sebagai bentuk komitmen PAM Jaya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.