
Direktur Tim Yamaha itu pun menerangkan perihal kecepatan tertinggu bukanlah segalanya.
"Tahun lalu kami (Yamaha) mampu memenangkan balapan di trek tercepat, dua balapan di Qatar, Mugello dan kami berjuang untuk kemenangan di Barcelona sebelum masalah yang dialami Fabio," kata Meregalli.
Baca juga: Persiapan Jelang MotoGP, Sirkuit Mandalika Jamin Tak Bakal Kebanjiran Lagi
Sekali lagi ia menjelaskan bahwa revolusi itu penting tapi memilik kecepatan tertinggi bukanlah segalanya.
"Kecepatan tertinggi memang penting, tapi itu bukan segalanya," jelas Meregalli.
"Filosofi Yamaha adalah bahwa kami tidak membuat revolusi besar," tambahnya.
Meregalli pun menjelaskan perihal filosofi itu buntut dari pelajaran di masa lalu.
Di mana meski hanya memberikan perubahan kecil, justru berbuah permasalahan besar.
Maka dari itu, Yamaha lebih melakukan gerakan step-by-step agar tidak melakukan kesalahan seperti di masa lalu.
"kami selalu fine tuning bahkan di masa lalu, perubahan kecil saja dapat jadi masalah besar. Jadi kami belajar [dari itu] sehingga kami selalu berjalan step-by-step tanpa adanya revolusi," jelasnya lagi.

Kendati demikian, hubungan dengan tim dan manajer Fabio berjalan sangat baik.
Pun ketika ada masalah, tim segera mencari solusi untuk memperbaiki masalah.
Karena adanya masalah yang dialami fabio tentu akan menjadi prioritas tim agar segera memperbaikinya.
"Kami selalu berhubungan dengan manajemen Fabio dan kami bekerja untuk memperbaiki masalah penting ini sesegera mungkin," kata Meregalli.
"Bagi kami, tentu saja, itu adalah prioritas nomor satu dan kami cukup yakin bahwa semuanya berjalan ke arah yang benar." pungkasnya.
(Tribunnews.com/Niken Thalia)