Tragedi Priok Berdarah
Sebelum Tragedi Priok Berdarah, Intelijen Polda Sudah Beri Peringatan
Polda Metro Jaya mengaku dalam peristiwa Tragedi Mbah Priok, jauh hari sebelum kejadian rusuh Koja sudah memberikan hasil laporan intelijen kepada Pemerintah Kota Jakarta Utara secara lisan.
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Tjatur Wisanggeni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Polda Metro Jaya mengaku dalam peristiwa Tragedi Mbah Priok, jauh hari sebelum kejadian rusuh Koja sudah memberikan hasil laporan intelijen kepada Pemerintah Kota Jakarta Utara secara lisan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan bahwa Pemkot harus waspada terhadap efek penggusuran makam Mbah Priok. Tugas polisi dalam ini hanya mendukung keberadaan Satpol PP. Hal ini ditegaskan dengan surat Nomor 132 dari Pemerintah Kota Jakarta tentang penertiban bangunan.
"Kepolisian hanya melakukan tindakan persuasif dan preventif, kita tidak dibekali peluru tajam. Polisi dalam posisi yang netral dan mencegah," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol, Boy Rafli Amar di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (19/04/2010).
Menurut Boy, tindakan polisi yang paling jauh dalam menghadapi kerusuhan tersebut adalah membubarkan massa dengan water cannon.Polisi juga mencegah agar peristiwa tersebut tidak merembet ke lokasi lainnya.
Dirinya juga siap bila diperiksa Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) Mabes Polri terkait kerusuhan Mbah Priok. "Kita siap membuka pintu bagi Irwasum untuk melakukan penyelidikan," ujarnya.
Selain itu, Boy juga mengaku keprihatinannya pada kasus Mbah Priok karena masyarakat Indonenesia masih menggunakan budaya kekerasan. (*)