FPI Jamin Keselamatan Personel Satpol PP Berseragam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Habib Salim bin Umar Al Atas, mengatakan, personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), tidak perlu takut menggunakan seragamnya dalam melakukan apel pertama yang dilakukan besok. Hal itu disampaikan Habib Selon, panggilan akrab Habib Salim bin Umar Al Atas, usai berkunjung ke Balai Kota Provinsi, Jakarta Pusat, Selasa (20/4/2010).

Habib Selon juga mengklarifikasi bahwa isu yang beredar di kalangan masyarakat terkait ancaman terhadap anggota Satpol PP yang memakai seragam itu tidak benar. Jika nantinya masih ada sweeping di lapangan, Habib juga memastikan hal itu tidak datang dari pihaknya. "Ini dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab guna melakukan provokasi terhadap pihak-pihak tertentu," ujarnya.

Mengenai sejumlah usulan yang menuntut pembubaran Satpol PP, Habib menilai malah akan membuat rasa tak aman bagi masyarakat. Hal tersebut juga kemungkinan bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk memperkeruh suasana.

’’Kami menolak adanya tuntutan pembubaran Satpol PP, dan kami berharap instansi ini segera kembali bertugas untuk memberikan kenyamanan pada warga,’’ ujarnya.

Di saat yang sama Habib Salim juga meminta gubernur untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh terhadap Satpol PP. Salah satunya mengenai pendidikan mental para personilnya. Selain itu, Habib juga memandang perlu ada perubahan mendasar tentang cara dan perilaku Satpol PP dalam menjalankan tugasnya, tak hanya mengandalkan emosi dan kekerasan otot.

’’Ke depan Satpol PP harus lebih bersahabat dengan masyarakat, dengan mengedepankan sisi sosial dibandingkan arogansi semata,’’ harap Habib

FPI juga meminta Satpol PP tidak hanya aktif mendesak massa yang hendak digusur saja. Menurut Habib Salim, Satpol PP juga seharusnya mampu menertibkan setiap lokasi yang menjadi sarang masksiat, yang tersebar di berbagai tempat di Jakarta. Apalagi sejumlah tempat hiburan yang perizinannya tidak jelas.

"Jangan sampai, aparat hanya berani melakukan tindakan terhadap rakyat kecil namun tidak berdaya menghadapi pengusaha yang memiliki modal besar," pungkas Habib. (*)