Saatnya Sarjana Agama Jadi Anggota Densus 88
Pada masa mendatang, diharapkan anggota dari Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri adalah seorang sarjana agama.
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada masa mendatang, diharapkan anggota dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri adalah seorang sarjana agama.
"Orang-orangnya perlu mempunyai kemampuan dakwah, ustad lah. Polisi tapi ustad. Memiliki level diplomat lah," ujar Kabid Pencegahan Mabes Polri, Kombes Pol Herwan Chaidir saat acara Halaqah Penanggulangan Terorisme di Kantor MUI, Jakarta, Sabtu (6/11/2010).
Hal tersebut dilakukan agar dapat mengimbangi kecerdasan daripada pelaku teroris.
"Kita kan menghadapi orang-orang cerdas semua. Kita menghadapi situasi begitu. Mereka melakukan perlawanan," jelasnya.
Lebih jauh Herwan mengatakan, dengan adanya perubahan struktur organisasi Polri sesuai dengan Keppres nomor 52 Tahun 2010. Tugas Densus 88 semakin berkembang dan berat lagi.
"Sekarang ini dengan ke depan kita ingin jangan sampai orang mengecap densus identik dengan kekerasan, masuk pintu pasti ada kaca pecah. Seolah-olah kasar," jelasnya.
Densus 88, lanjut Herwan harus mau merubah mindset seperti itu apabila imagenya mau berubah.
"Kita mau merubah mindset seperti itu. Selama ini kita sudah lakukan dengan pendekatan-pendekatan. Tapi kelompok-kelompok radikal setiap hari melatih dirinya, mencari dana, melakukan perekrutan juga, ingin memaksakan paham mereka. Mereka tidak segan-segan melakukan ihtialad," tandasnya.