Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
2 Keluarga Korban Tewas saat Demo di Jakarta dan Yogyakarta Tolak Autopsi, Sama-sama Akui Ikhlas
Dua keluarga korban tewas saat demonstrasi di Jakarta dan Yogyakarta, sama-sama menolak proses autopsi.
TRIBUNNEWS.com - Dua keluarga korban tewas saat demo yang berlangsung di Jakarta dan Yogyakarta, sama-sama menolak proses autopsi.
Mereka adalah keluarga siswa SMK 14 Kabupaten Tangerang, Banten, Andika Lutfi Falah dan mahasiswa Ilmu Komunikasi 2023 Amikom Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama.
Andika yang sempat ikut aksi demo di kawasan Gedung DPR/MPR RI bersama teman-temannya, Kamis (28/8/2025), meninggal pada Senin (1/9/2025), setelah dirawat di RS TNI AL Mintoharjo, Jakarta, dalam keadaan koma, selama tiga hari.
Petugas medis mengatakan Andika sudah dalam keadaan kritis saat tiba di rumah sakit, Jumat (29/2025).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, tempurung kepala Andika bagian belakang retak akibat hantaman benda tumpul.
"Terkait benturan itu saya tidak tahu persis, apakah memang dia posisinya jatuh dan bagaimana, hasil medisnya juga disampaikan memang ada benturan, tetapi pihak keluarga pun tidak tahu terkait itu," jelas Ketua RT 02/06 tempat tinggal Andika di Perumahan Puri Bidara, Kecamatan Tigaraksa, Kabupatan Tangerang, Sugiono, Senin, dikutip dari TribunTangerang.com.
Baca juga: 2 Hari Andika Siswa SMK Hilang usai Ikut Demo di DPR, Diduga Jadi Korban Kekerasan, Kini Meninggal
Meski belum diketahui secara pasti bagaimana Andika berakhir dalam keadaan koma hingga akhirnya meninggal, pihak keluarga memilih untuk tidak membawa ke jalur hukum.
Mereka mengaku ikhlas atas kepergian Andika.
"Pihak keluarga tidak akan melanjutkan hal-hal yang kita tidak inginkan. Jadi ikhlas rida semua pihak keluarga," ungkap Sugiono
Senada dengan Andika, keluarga Rheza juga sepakat menolak autopsi terhadap jasad sang anak.
Rheza meninggal di tengah aksi demo di sekitaran Polda DIY, Minggu (31/8/2025).
Padahal, di sekujur jasad Rheza ditemukan luka-luka yang diduga kuat merupakan hasil kekerasan.
Ayah Rheza, Yoyon Suryono, mengungkapkan pihak keluarga menolak proses autopsi sebab ingin segera membawa jenazah pulang ke rumah.
Yoyon juga mengaku, ingin sang anak pergi secara tenang.
"Intinya waktu kami di rumah sakit itu jenazah langsung dibawa pulang, dimandikan, disalatkan, dan dimakamkan selayaknya pada umumnya. Kami memang tidak mau diautopsi, tidak tega, biar Rheza tenang," kata Yoyon kepada TribunJogja.com, Selasa (2/9/2025).
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
| Respons Penangkapan Mahasiswa dan Aktivis Kamisan, Aliansi Jogja Memanggil Serukan 9 Desakan | 
|---|
| Intimidasi Wartawan Terulang, Jurnalis Tribun Papua Dicegat Polisi saat Meliput Aksi Demo Mahasiswa | 
|---|
| Temui Koalisi Masyarakat Sipil, Kapolri: Polisi Ingin Jaga Ruang Demokrasi | 
|---|
| PKS Nilai Akar Demo Akhir Agustus karena Beratnya Beban Hidup Masyarakat | 
|---|
| Pengamat Nilai Polri Berada di Garis Depan saat Tragedi Demo Ricuh Agustus 2025 | 
|---|
 
							 
							 
							 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.