Bentrok Cikeusik
Warga Ahmadiyah Tagih Janji Timur Pradopo
Bentrokan antara warga Ahmadiyah dengan sekelompok massa yang terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten, menyisakan trauma tersendiri.
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Kisdiantoro

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bentrokan antara warga Ahmadiyah dengan sekelompok massa yang terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten, menyisakan trauma tersendiri. Pasalanya bukan kali ini saja jemaat Ahmadiyah diserang.
Zafrullah Pontoh, Sekretaris Pers Jemaat Ahmadiyah Indonesia mengungkapkan bahwa pembunuhan sadis dan biadab yang dilakukan terhadap warganya di Cikeusik, Banten, menyentak seluruh jemaat Ahmadiyah di Indonesia dan Internasional.
Ini merupakan kasus kedua dalam 10 tahun terakhir dimana warga Ahmadiyah dibunuh dalam serangan massa.
"Sebelumnya pada 2001, Papu Hasan meninggal di Sambielen, Lombok," kata Zafrullah di Kantor LBH, Jakarta, Senin (7/2/2011).
Menurutnya kekerasan terhadap Ahmadiyah meningkat dalam setengah tahun terakhir dari tahun 2010 sampai 2011. "Terjadi kekerasan dan diskriminasi terhadap Ahmadiyah sekurangnya di tujuh lokasi berbeda," katanya.
Pembubaran diskusi SETARA di Bandung karena mengundang pihak Ahmadiyah, perusakan dan pembakaran asset dan kitab suci Al-Quranul Karim dan pelecehan terhadap perempuan Ahmadiyah di Cisalada oleh sekelompok massa anti Ahmadiyah, serta pembubaran kegiatan Ahmadiyah di Makassar, minggu lalu.
"Kami meminta agar aparat pemerintah dan kepolisian di lapangan segera melakukan tindakan pengamanan terhadap warga Ahmadiyah di mana pun mereka berada dan melakukan langkah-langkah yang merujuk pada pernyataan bapak Kapolri (Timur Pradopo) untuk mengusut dan menindak pelaku penyerangan," jelasnya.