Bentrok Cikeusik
Ada Sesuatu yang Lebih Besar Dibalik Kejadian Ahmadiyah
Kejadian kekerasan terhadap jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, aparat kepolisian hanya diam dan tidak menghalau massa
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Johnson Simanjuntak

BANJARMASIN POST/FATURRAHMAN
SIDANG ADAT - Guru Besar Universitas Indonesia Prof Dr Tamrin Amal Tomagola (kanan) diadili Majelis Sidang Adat Dayat di Betang Tingang Nganderang, Palangkaraya, Kalteng, Sabtu (22/1). KIRI: Tamrin menjalani ritual adat Dayak setelah menerima putusan majelis adat Dayak.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejadian kekerasan terhadap jamaah Ahmadiyah
di Cikeusik, Pandeglang, Banten, terkesan aparat kepolisian hanya diam dan tidak
menghalau massa yang akan menyerang.
"Dalam peristiwa Cikeusik seharusnya yang paling pokok adalah menghalangi atau menghalau massa yang akan menyerang. Jangan-jangan ini ada sesuatu yang lebih besar," kata Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola dalam diskusi di warung daun Cikini Jakarta dengan tema 'Kekerasan Makin Keras', Sabtu (12/2/2011).
Menurut Tamrin pencopoton Kapolda dan Kapolres di Banten merupakan langkah yang bagus sebagai koreksi terhadap pejabat yang lalai dalam tugasnya.
"Tetapi yang paling penting membenahi sistem polri secara mendasar," ujarnya.
Dana Polri begitu besar bahkan lebih besar dari TNI, tetapi menurut Tamrin uang tersebut tidak sampai ke lapangan sehingga pengamanan tersebut sulit dilakukan karena peralatan dan dana operasionalnya.
"Dalam peristiwa Cikeusik seharusnya yang paling pokok adalah menghalangi atau menghalau massa yang akan menyerang. Jangan-jangan ini ada sesuatu yang lebih besar," kata Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola dalam diskusi di warung daun Cikini Jakarta dengan tema 'Kekerasan Makin Keras', Sabtu (12/2/2011).
Menurut Tamrin pencopoton Kapolda dan Kapolres di Banten merupakan langkah yang bagus sebagai koreksi terhadap pejabat yang lalai dalam tugasnya.
"Tetapi yang paling penting membenahi sistem polri secara mendasar," ujarnya.
Dana Polri begitu besar bahkan lebih besar dari TNI, tetapi menurut Tamrin uang tersebut tidak sampai ke lapangan sehingga pengamanan tersebut sulit dilakukan karena peralatan dan dana operasionalnya.
Berita Terkait