Pesawat Jatuh di Bintan
Fadlul Sejak Kecil Ingin Jadi Pilot
Menjadi pilot merupakan pilihan hidup Fadlul Karim. Semenjak kecil Fadlul memang bercita-cita ingin menjadi pilot.
Akhirnya cita-citanya terwujud, pria kelahiran Bengkulu ini setelah tamat dari STM langsung masuk ke sekolah penerbangan. Namun saat itu ia lebih dipercaya menjadi link instruktur atau pengajar pilot.
"Karena berdasarkan hasil penilaian saat itu, ia memiliki bakat sebagai instruktur," kata kakak Fadlul, Asmawi, saat ditemui di Perumahan Pondok Lestari, Cileduk, Tangerang, Senin (14/2/2011).
Kemudian dengan biaya sendiri, ia pun sekolah penerbangan supaya bisa menerbangkan pesawat. Dari sana lah awal Fadlul merintis karir sebagai seorang pilot yang handal.
"Dari sana sudah puluhan tahun ia melakukan
penerbangan pesawat," cerita sang kakak.
Hal yang paling istimewa yang dimiliki pria kelahiran 31 September 1950
ini adalah mampu memprediksi cuaca. Ia yang menerbangkan pesawat
dibalik-balik pegunungan Papua yang memiliki cuaca ekstrim selalu mampu
menerbangkan pesawat dengan baik.
"Kalau cuaca buruk, ia hanya meminta kepada para penumpangnya menunggu
sekitar 10-20 menit, kemudian setelah itu berangkat," tutur Asmawi.
Lanjut Asmawi, adiknya selalu berprinsip bahwa cuaca buruk tidak akan
selalu selamanya pasti akan ada terangnya, sehingga setelah
terbang beberapa jam cuaca pun bisa berubah dan Fadlul mampu mendaratkan
pesawat dengan baik.
"Itu keistimewaannya mampu memprediksi cuaca selama ia menerbangkan pesawat dari Sabang sampai Meuroke," imbuhnya.