Gedung Baru DPR
Iberamsjah: Benahi Dulu Mentalitas dan Kinerja Anggota DPR
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah tidak sepakat dengan argumentasi seluruh pimpinan DPR yang menyetujui diteruskannya
"Rencana pembangunan gedung baru harus dihentikan karena tidak urgen. Jangankan dibikinkan gedung baru, diberikan fasilitas seperti Istana presiden pun untuk setiap anggota DPR tidak akan memberdayakan lembaga itu sehingga menjadi lebih baik karena memang anggota-anggotanya yang bermasalah," tegas Iberamsjah, Minggu (10/4/2011).
Menurutnya, alasan dengan memiliki gedung baru, DPR akan lebih baik, tidak bisa diterima ditengah kondisi moral anggota-anggota DPR, kapasitas serta kredibilitasnya yang tidak menentu dan cenderung hanya memikirkan diri sendiri saja. Penambahan staf hanya akan memberikan ruang bagi anggota DPR untuk lebih banyak mengerjakan proyek-proyek bagi kepentingan dirinya sendiri.
"DPR saat ini jelas tidak memiliki kemampuan dan dedikasi sehingga berbagai fasilitas tidak akan memperbaiki mentalitas mereka yang sudah rusak," katanya.
Dirinya justru khawatir jika DPR sekarang diberikan kamar istimewa, malah akan membuat kinerja DPR tambah berantakan.
"Lihat saja itu Anggota FPKS yang menonton film porno saat paripurna. Di rapat besar saja dia berani melakukan itu, bagaimana kalau diberikan kamar dan ruang kerja istimewa, pasti bisa lebih dari itu," tegasnya.
Iberamsyah menyebut masyarakat muak dengan perilaku anggota-anggota DPR. Sekarang sudah terbongkar sedikit demi sedikit bahwa banyak permainan diantara anggota-anggota DPR dan juga fraksi-fraksi.
Iberamsyah pun menyarankan kepada semua anggota DPR untuk melakukan tobat nasuha, karena apa yang diinginkan rakyat hanya ingin menjadikan DPR menjadi lembaga yang baik dan bisa dibanggakan.
"Semua fraksi saya kira harus melakukan tobat nasuha dulu dan membuktikan kinerja mereka. Benahi dulu mentalitas dan kinerja baru minta ini itu," tegasnya.
Iberamsyah mengatakan larangan rakyat kepada DPR untuk membangun gedung baru, sama seperti larangan orang tua kepada anaknya untuk melakukan sesuatu yang buruk.
"Bukan rakyat tidak sayang kepada DPR, namun karena rakyat tahu bahwa memberikan apapun pada DPR sama seperti memanjakan anak dengan cara salah," tandas Iberamsyah.