Bom Bunuh Diri Cirebon
Heru Komaruddin Bawa 15 Bom Siap Ledak
Satu di antara lima buronan kepolisian itu, yakni Heru Komarudin, ternyata membawa 15 bom aktif yang siap diledakkan.
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Gusti Sawabi

Laporan wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari rangkaian penangkapan Densus 88 Antiteror Polri terhadap jaringan teroris kelompok Mochammad Syarif, masih tersisa lima orang yang berstatus buron.
Satu di antara lima buronan kepolisian itu, yakni Heru Komarudin, ternyata membawa 15 bom aktif yang siap diledakkan. "Ini yang 15 bom dibawa sama yang DPO. Masih sama Heru," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (20/5/2011).
Sebanyak 22 bom pipa itu dirakit di rumah mertua Syarif di Majalengka dan rumah kontrakan Ishak Andriana di Kota Cirebon. Tujuh bom di antaranya ditemukan di dalam Kali Soka, Plumbon, Cirebon. Bom itu dibuang oleh Mushola setelah aksi bom bunuh diri Syarif di Masjid Adz-Dzikro, Mapolres Cirebon Kota, 15 April 2011. "Belum tahu, apakah 15 bom itu sudah disembunyikan atau belum," ujar Boy.
15 bom itu adalah sisa dari 22 bom pipa yang belum ditemukan. Dari 15 bom pipa yang belum ditemukan, tujuh di antaranya sudah dirakit menjadi satu bom rompi seperti yang digunakan Syarif. Bom rompi yang digunakan Syarif berisi tujuh bom pipa. Bom-bom itu, kata Anton, akan digunakan untuk menyerang aparat pemerintahan seperti anggota Polri dan TNI.
Lima anggota kelompok Syarif yang masuk ke DPO (Daftar Pencarian Orang), yakni Yadi Al Hasan alias Abu Fatikh alias Vijay alias Yadi, Achmad Yosepa Hayat alias Hayat alias Raharjo alias Achmad Abu Daud bin Daud. Diketahui, Hayat terlibat sebagai perencana sekaligus perakit bom Syarif dan siap melakukan bom bunuh diri lanjutan.
DPO selanjutnya, yakni Beni Asri dan Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Gendut alias Rian. Ndut ikut merakit bom kalten dan memberi pelatihan pada perakit bom bunuh diri. DPO terakhir, yakni Heru Komarudin, yang terlibat ikut membantu merakit bom Syarif.