Sabtu, 6 September 2025

Jembatan Tenggarong Ambrol

Metode Balon Dicoba untuk Angkat Kerangka Jembatan

metode balon udara yang biasa dipakai untuk mengangkat tongkang ponton akan digunakan untuk angkat kerangka jembatan tenggarong

zoom-inlihat foto Metode Balon Dicoba untuk Angkat Kerangka Jembatan
Tribun Tenggarong/DWI ARDIANTO
Jembatan Mahakam yang melintasi Sungai Mahakam dan membentang antara Kota Tenggarong dan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, Sabtu (26/11/2011) sore runtuh. Jembatan yang dibangun tahun 1995 dengan panjang total 710 meter tersebut merupakan salah satu penghubung penting jalur lintas darat Tenggarong dengan Samarinda dan Balikpapan, Kalimantan Timur.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Regu penyelamat akan mencoba metode balon
udara yang biasa dipakai untuk mengangkat tongkang ponton di galangan kapal. Hal itu digunakan untuk mengangkat kerangka Jembatan Tenggarong, Kutai Kartanegara.

"Dengan menggunakan 10 balon (kapasitas @ 50 ton) diharapkan akan bisa mengangkat bagian ujung kerangka jembatan. Lalu ditarik atau digeser bagian yang terangkat tersebut ke arah pinggir," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa (29/11/2011).

Sutopo mengatakan setelah berada dipinggir, korban tewas di dalam mobil dikeluarkan dan dievakuasi.  

Metode balon tersebut disepakati mulai dibawa ke lokasi kejadian malam ini dan besok pagi akan di uji coba.

"Rencana besok pagi juga akan diadakan rapat teknis dengan Dinas Perhubungan dan unsur Kementerian Perhubungan tentang  persiapan dimulainya pembangunan dermaga darurat untuk ferry," ujarnya.

Selain itu, kata Sutopo, juga dioperasikannya scanning bawah permukaan sungai dengan multibeam echosounder dan side scan sonar untuk memetakan profil dasar sungai. Total berat alat tersebut 600 kg.

Ia pun mengungkapkan sesuai dengan rencana maka sepanjang hari tadi sudah dilakukan upaya penyelaman dalam oleh tim penyelam gabungan yang terdiri penyelam profesional, pasukan katak dan brimob. Namun upaya ini belum  berhasil, disebabkan sangat kerasnya arus pada kedalaman 38 meter, sehingga para penyelam tidak bisa masuk ke dalam kerangka jembatan karena adanya arus deras.

"Upaya ini dicoba terus sampai sore tadi, namun dengan pertimbangan keselamatan para penyelam akhirnya Ka Basarnas memutuskan menghentikan operasi penyelaman pada jam 16.30 Wita," ungkapnya.

Hingga hari ini jumlah korban 18 orang meninggal dunia (13 pria, 5 wanita). Korban atas nama: M. Husairi (43 tahun), Alisa Julfa Nabila (9 bulan), Supriadi (31 th), Syamsul B (22 th), Aldi  (12 th), M Fariz (22 th), Agus  (25 th), Alisyah (6 bulan), Fadlan (17 th), M Iskandar  (35 th), Samsul  (24 th), Huzairi (40 th), Erli Erliana  (39 th), Robiansyah (13 th), Rusmini  (30 th). Tiga orang belum dapat diidentifikasi.

Korban luka sebanyak  46 orang dan 2 orang masih dirawat inap.  Dan 19 orang dilaporkan hilang.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan