Jembatan Tenggarong Ambrol
Metode Balon Dicoba untuk Angkat Kerangka Jembatan
metode balon udara yang biasa dipakai untuk mengangkat tongkang ponton akan digunakan untuk angkat kerangka jembatan tenggarong
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Yulis Sulistyawan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Regu penyelamat akan mencoba metode balon
udara yang biasa dipakai untuk mengangkat tongkang ponton di galangan kapal. Hal itu digunakan untuk mengangkat kerangka Jembatan Tenggarong, Kutai Kartanegara.
"Dengan menggunakan 10 balon (kapasitas @ 50 ton) diharapkan akan bisa mengangkat bagian ujung kerangka jembatan. Lalu ditarik atau digeser bagian yang terangkat tersebut ke arah pinggir," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa (29/11/2011).
Sutopo mengatakan setelah berada dipinggir, korban tewas di dalam mobil dikeluarkan dan dievakuasi.
Metode balon tersebut disepakati mulai dibawa ke lokasi kejadian malam ini dan besok pagi akan di uji coba.
"Rencana besok pagi juga akan diadakan rapat teknis dengan Dinas Perhubungan dan unsur Kementerian Perhubungan tentang persiapan dimulainya pembangunan dermaga darurat untuk ferry," ujarnya.
Selain itu, kata Sutopo, juga dioperasikannya scanning bawah permukaan sungai dengan multibeam echosounder dan side scan sonar untuk memetakan profil dasar sungai. Total berat alat tersebut 600 kg.
Ia pun mengungkapkan sesuai dengan rencana maka sepanjang hari tadi sudah dilakukan upaya penyelaman dalam oleh tim penyelam gabungan yang terdiri penyelam profesional, pasukan katak dan brimob. Namun upaya ini belum berhasil, disebabkan sangat kerasnya arus pada kedalaman 38 meter, sehingga para penyelam tidak bisa masuk ke dalam kerangka jembatan karena adanya arus deras.
"Upaya ini dicoba terus sampai sore tadi, namun dengan pertimbangan keselamatan para penyelam akhirnya Ka Basarnas memutuskan menghentikan operasi penyelaman pada jam 16.30 Wita," ungkapnya.
Hingga hari ini jumlah korban 18 orang meninggal dunia (13 pria, 5 wanita). Korban atas nama: M. Husairi (43 tahun), Alisa Julfa Nabila (9 bulan), Supriadi (31 th), Syamsul B (22 th), Aldi (12 th), M Fariz (22 th), Agus (25 th), Alisyah (6 bulan), Fadlan (17 th), M Iskandar (35 th), Samsul (24 th), Huzairi (40 th), Erli Erliana (39 th), Robiansyah (13 th), Rusmini (30 th). Tiga orang belum dapat diidentifikasi.
Korban luka sebanyak 46 orang dan 2 orang masih dirawat inap. Dan 19 orang dilaporkan hilang.