Kebijakan Murid Diliburkan karena Guru Menikah Tuai Kecaman
Para orangtua murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rancasalak 5protes karena semua murid di sekolah tersebut tiba-tiba diliburkan oleh pihak sekolah.
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Para orangtua murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rancasalak 5, Desa Rancasalak, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, protes karena semua murid di sekolah tersebut tiba-tiba diliburkan oleh pihak sekolah.
Padahal, kegiatan belajar mengajar baru berlangsung selama satu hari setelah para murid menjalani libur dua minggu. Namun, memasuki hari kedua, pihak sekolah mengumumkan bahwa semua murid di sekolah tersebut diliburkan.
Para murid diliburkan hanya gara-gara salah seorang guru di sekolah tersebut, Ujang M Muslim, menggelar acara pernikahan. Sang Kepala Sekolah (Kepsek) pun, Drs Oman Nasrudin, akhirnya meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
Seorang orang tua murid SDN Rancasalak 5, yang enggan disebutkan namanya, mengaku heran atas diliburkannya murid di sekolah tersebut. Apalagi, kata dia, yang menjadi alasan diliburkannya murid hanya karena ada seorang guru yang menikah.
Menurut dia, jika hanya karena alasan ada guru yang menggelar resepsi pernikahan, sekolah sama sekali tidak layak meliburkan muridnya. Apalagi, kata dia, yang diliburkan itu tidak hanya satu kelas, tapi semua murid di sekolah tersebut.
"Masa gara-gara ada yang nikah, tiba-tiba sekolah libur. Itu enggak benar aturannya," kata orang tua murid tersebut saat ditemui di kawasan Desa Rancasalak, Kadungora, Selasa (10/1/2012).
Dikatakannya, sah-sah saja dan sangat wajar jika para guru dan kepala sekolah ingin menghadiri resepsi pernikahan rekan mereka sesama guru. Namun, kata dia, seharusnya guru-guru mengajar anak-anak terlebih dulu, baru setelah selesai mengajar berangkat ke acara resepsi.
"Baru sehari masuk kok sudah libur lagi. Aneh, kan? Kasihan anak-anak yang dikorbankan," kata pria tersebut.
Orang tua murid lainnya, sebut saja Agus (bukan nama sebenarnya), mengatakan hal serupa. Ia mengaku sangat menyayangkan ulah pihak sekolah yang tiba-tiba meliburkan kegiatan belajar mengajar hanya karena ada guru di sekolah itu yang menikah.
Menurut dia, hal tersebut sedikit banyak dapat mengganggu psikologi para murid di sekolah tersebut. Sebab, kata dia, para murid tengah semangat-semangatnya belajar setelah menikmati libur panjang selama dua pekan penuh.
"Harusnya belajar dulu, baru nanti anak-anak belajarnya setengah hari. Masih mendingan kalau begitu. Atau jika tidak, biarkan anak-anak tetap sekolah tidak usah diliburkan," katanya.
Belajar di Rumah
Kepala SDN Rancasalak 5, Drs Oman Nasrudin, mengakui pada hari itu ada seorang guru di sekolahnya yang menggelar acara resepsi pernikahan. Namun ia membantah anggapan bahwa kegiatan belajar murid di sekolah tersebut diliburkan oleh pihak sekolah.
"Bukan diliburkan, tapi kami suruh siswa belajar di rumah masing-masing," kata Oman saat dihubungi Tribun melalui ponselnya, kemarin.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyudin Zarkasyi mengatakan belum mendengar atau pun mendapat laporan mengenai sekolah yang meliburkan muridnya karena ada guru yang melangsungkan hajatan pernikahan. Meski begitu, pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut.
"Tidak boleh acara seperti itu sampai meniadakan kegiatan belajar mengajar," kata Wahyudin saat dihubungi melalui sambungan telepon.