Pembelian Tank Leopard
DPR Tolak Tank Leopard Bekas Milik Belanda
Mayoritas fraksi di DPR menyatakan penolakan atas rencana pemerintah membeli 100 Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard 2A6
Penulis:
Rachmat Hidayat
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayoritas fraksi di DPR menyatakan penolakan atas rencana pemerintah membeli 100 Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard 2A6 dari pemerintah Belanda senilai Rp 12 triliun.
Rencana ini menjadi perdebatan seluruh fraksi di DPR. Debat fraksi berujung pada penolakan yang didasari argumen letak geografis Indonesia tak cocok dengan tank buatan Jerman ini.
"Mayoritas fraksi tolak pembelian tank. Kami akan minta klarifikasi ke Dephan dan TNI apakah benar akan ada rencana pembelian itu. Kami memang akan mendapat dana pinjaman sebesar 6.5 miliar dollar Amerika. Nah, apakah anggaran itu juga akan diperuntukkan untuk membeli thank itu, nanti kita akan klarifikasi. Yang jelas, DPR menolak," ujar Wakil Ketua Komisi I yang membidangi masalah pertahanan dan hubungan luar negeri, TB Hasanuddin, Rabu (11/10/2011).
TB Hasanuddin yang juga mantan Sekretaris Militer, mengakui adalah jenis kendaraan tempur paling canggih di dunia. Biaya perawatannya, tidak murah. Ia mendapat informasi tank tersebut akan ditempatkan di Jakarta dan Surabaya, masing-masing 50 unit.
"Untuk apa tank itu? Kalau memang kita perlu tank, tapi bukan jenis itu. Lagipula, Pak SBY sudah meminta Pindad untuk memproduksi tank. Kita akan cari, siapa sebenarnya yang pingin beli thank itu. Jangan-jangan, untuk menghalau para demonstran," ujar TB Hasanuddin.
Kabar ini pertama kali disampaikan oleh Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane. Ia mengungkap, sejumlah pihak yang dekat Presiden SBY secara diam-diam tengah agresif melobi Komisi I DPR RI agar mendukung pembelian 100 MBT (Main Battle Tank) jenis Leopard 2A6 dari pemerintah Belanda senilai Rp 12 triliun.
"Data-data intelejen yang ada, situasi negara tak membahayakan, tidak ada ancaman dari negara lain. Makanya saya katakann, jangan-jangan yang ngotot mau beli tank itu untuk antisipasi untuk demo," Hasanuddin menandaskan.
Sampai saat ini Dephan maupun TNI belum ajukan surat atau ada rapat dengan DPR terkait pemmembeli tank itu secara resmi.
"Kita negara kepulauan, tak mungkin lakukan tindakan ofensif, melakukan penyerangan wilayah dengan cepat.
Yang paling bagus, alutista yang harus dimiliki adalah anti tank. Dari sisi geografi saja, tank Leopard bisa menembak lurus kurang lebih enam kilometer. Di Indonesia, apa bisa tank tembak lurus yang secara geografis paling jauh hanya sampai dua kilometer," paparnya.