Menkes Meninggal Dunia
Menkes Endang Rahayu Didoakan Sopir Taksi Jadi Menteri
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih bercerita saat dirinya pertama kali dipanggil ke Cikeas
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Rachmat Hidayat

"Apakah ada berita buruk. Ada saudara meninggal? Kecelakaan? Sakit keras," tanya dr Suhardi.
Endang pun menjelaskan pembicaraan di telepon genngamnya dengan Sudi Silalahi. dr Suhardi tidak banyak bicara langsung membantu Endang membereskan barang bawaannya ada tas tangan, tas kerja, dan tas komputer.
Kemudian dr Suhardi pun membantu Endang mencarikan taksi, namun Endang justru masih banyak pertanyaan di dalam benaknya.
Setelah naik taksi, Endang baru tahu kalo sang sopir ternyata tidak mengetahui kediaman SBY di Cikeas. "Pak sopir harus bertanya lebih dari empat kali menjaga supaya jangan nyasar," ucap Endang.
Meskipun sudah bertanya, tetap saja alamat yang dituju terlewat, sehingga taksi yang ditumpangi Endang harus berbalik arah untuk sampai ke kediaman SBY.
"Saat itu, jauh di dasar hati saya berpikir, apa bisa alasan saya terlambat lantaran pak supir taksi tak tahu jalan ke Cikeas?," tanya Endang saat itu dalam dirinya.
Namun, ditengah kegundahan sang sopir meskipun tak tahu jalan ternyata masih bisa membuatnya bisa sedikit tenang. "Aduh Pak, kalau saya diminta jadi menteri, bagaimana ini pak," tanya Endang.
"Saya doakan agar ibu dapat menjadi menteri yang baik bagi rakyat Indonesia," jawab sopir taksi.
Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Endang sampai ke kediaman SBY. Saat ia turun sejumlah wartawan sudah banyak, tapi tak ada seorang pun yang bereaksi dengan kedatangan Endang.
Dengan mengenakan baju batik merah model sportif, serta rambutnya yang agak pendek saat itu, Endang pun berusaha tenang memasuki istana Cikeas. Namun lantaran malu banyak yang harus ditenteng, akhirnya Endang menitipkan dua tasnya kepada sopir taksi dan memintanya untuk menunggu dirinya.
Ia pun melangkahkan kakinya masuk ke istana Cikeas, setelah melawati pemeriksaan akhirnya ia bertemu dengan dokter Aris Wibudi yang tiada lain tim dokter kepresidenan yang merupakan adik kelasnya.
Pertolongan kembali datang kepada Endang, ditengah hatinya yang berdebar-debar dokter Aris menanyakan barang-barang Endang apakah sudah diturunkan semuanya atau belum. Sontak Endang pun menjawab belum.
"Taksinya pun belum saya bayar," ujarnya.
Dokter Aris pun menyanggupi untuk membereskan barang-barangnya dan ongkos taksi yang belum dibayar Endang. Kemudian Endang pun masuk ke sebuah Pavilun kecil bertemu dengan Sudi Silalahi dan Andi Mallarangeng.
Setelah itu segala proses ia jalani di Istana Cikeas sampai akhirnya bertemu SBY dan Boediono, sampai akhirnya Endang menyatakan kesiapannya mengemban tugas sebagai Menkes meskipun ada orang lain yang juga dipanggil untuk posisi yang sama.