Pesawat Sukhoi Jatuh
Jangan Paksa KNKT Buat Kesimpulan Jatuhnya Sukhoi
Tatang Kurniadi mengingatkan agar wartawan tidak mendesak-desak KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait kesimpulan
Penulis:
Eri Komar Sinaga
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tatang Kurniadi mengingatkan agar wartawan tidak mendesak-desak KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait kesimpulan penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, pekan lalu.
KNKT, lanjut Tatang, tidak boleh terburu-buru dalam memberikan jawaban. "Pertama No Blame. Kedua No Jump to Conclusion," ujar Tatang saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (15/5/2012).
"Sekali kita 'jump to conclusion' reputasi kita jatuh di mata dunia. Kalian rugi sebagai bangsa Indonesia," ujar Tatang.
Menurut Tatang, KNKT memiliki waktu 12 bulan untuk memberikan jawaban dan menganalisis percakapan yang direkam di black box.
Menurut Tatang KNKT harus menjalankan prosedur internasional. Prosesnya antara lain , lima hari pertama adalah notifikasi, satu bulan 'factual report'.
"Dua bulan untuk komentar mereka," papar Tatang. Menurut Tatang, kalau itu sudah selesai empat bulan saja, itu merupakan proses paling cepat," ujarnya.
"Jadi jangan pancing-pancing ketua KNKT jawab itu," pungkasnya.
Sejauh ini keberadaan black box pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, belum ditemukan.