Selasa, 26 Agustus 2025

Om Liem Meninggal

Senyum Om Liem Empat Tahun Lalu untuk Mantan Pengawalnya

Kenangan bersama Sudomo Salim, Niti mengaku banyak cerita yang ia alami bersama pengusaha yang dekat dengan Soeharto itu

zoom-inlihat foto Senyum Om Liem Empat Tahun Lalu untuk Mantan Pengawalnya
Domentasi BogaSari/BogaSari
Soedono Salim. alias Liem Sioe Liong (Foto Domentasi BogaSari)

Sudomo juga diketahui mengoleksi lukisan serta guci asal Cina. "Lukisannya sudah tidak terhitung, sampai ditaruh di kantor, kalau Guci ada enam besar-besar, ada yang ditaruh di rumah Pak Anthoni," kata Niti.

Niti mengaku lupa ketika keluarga Sudomo pindah rumah dari lokasi belakang ke depan tepatnya di Jalan Angkasa, Jakarta Pusat. Letaknya di pinggir jalan dengan luas tanah lebih dari 1000m2. Niti kemudian mengenang peristiwa kerusuhan Mei 1998. Rumah megah milik Sudomo itu habis dibakar dan dijarah massa.

Niti mengungkapkan dua minggu sebelum kejadian pada 13 Mei 1998, Sudomo sudah berada di Amerika Serikat untuk persiapan menjalani operasi katarak.

"Om Liem sama nyonya sudah di Amerika Serikat," ujarnya.

Saat itu, Niti sedang berada di Wisma Indocement mengawal Anthoni Salim. Situasi saat itu sedang memanas. Niti diminta memantau keadaan rumah Sudomo.

Ternyata rumah tersebut telah dibakar habis. Barang-barang miliki Sudomo tidak bersisa. Bahkan ia mendapat informasi, seorang penjarah mendapatkan emas dari rumah tersebut. "Tapi sudah kehitaman bentuknya," ujarnya.

Pengawal berjumlah lima orang yang menjaga rumah Sudomo tak kuasa menahan massa. Penjarah merobohkan pagar setinggi dua meter. "Pintu besi ambruk semua," kata Niti.

Dua hari setelah kejadian pembakaran tersebut, Niti langsung mengantarkan Anthoni Salim ke Bandara Halim Perdana Kusuma untuk mengungsi ke Singapura. Dari sana, Niti langsung datang ke rumah Sudomo Salim untuk melihat situasi.

Ia juga diperintah untuk membangun pagar seng disekitar rumah tersebut. Saat datang banyak pemulung yang sudah berebut rongsokan di tempat itu. Niti kemudian menghalau pemulung tersebut untuk keluar dari rumah Sudomo.

"Saya bilang, saya akan foto kamu semua untuk dilaporkan ke polisi, mereka takut dan bubar," imbuhnya.

Satu regu marinir kemudian diterjunkan untuk menjaga rumah pengusaha itu. "Baru ada satu regu marinir setelah kebakaran," ujar Niti.

Niti terus melaporkan kejadian di Jakarta kepada majikannya di Singapura. Sudomo yang telah menjalani operasi katarak kemudian menuju Singapura untuk menenangkan keluarganya.

Selang setahun kemudian ia kembali ke Jakarta. Dengan mobil, ia sempat berhenti di depan rumahnya yang telah hangus terbakar. Sudomo hanya menggelengkan kepala, tidak ada kalimat yang terucap dari mulutnya. Istrinya kemudian memintanya masuk kembali ke mobil. "Sudah, kita pergi lagi," kata Niti menirukan Nyonya Liem.

Selama di Jakarta, Sudomo juga tidak pernah tinggal di rumah lamanya Gunung Sahari VI. Sudomo lebih memilih bermalam di kediaman anak terakhirnya Mira Salim. "Disana ada kamar spesial untuk Pak Sudomo disana," ujarnya.

Niti juga menceritakan bahwa rumah-rumah di sekeliling kediaman Sudomo Salim juga telah sepi dan tidak ada aktivitas. Di depan rumah Sudomo, dahulu tinggal adik kandungnya Sudarmo Salim. Namun Sudarmo juga telah meninggal di Singapura.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan