Rabu, 27 Agustus 2025

KPK Geledah Kantor Korlantas Polri

IPW: KPK Lamban dan Tidak Profesional

Indonesia Police Watch (IPW) memberikan apresiasi kepada Polri dalam menetapkan lima tersangka kasus simulator SIM

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto IPW: KPK Lamban dan Tidak Profesional
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Aktivis Bambang Widodo Umar (kiri), Taufik Basari (dua kiri), bersama Koalisi Masyarakat untuk Reformasi Polri, saat melakukan konferensi pers, di Kantor Transparecy International Indonesia, Jakarta, Jumat (3/8/2012). Aktivis anti korupsi yang merupakan gabungan beberapa organisasi tersebut menolak tegas penanganan kasus korupsi di Korps Lalu Lintas Mabes Polri oleh Polisi sendiri, karena telah ditangani KPK. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) memberikan apresiasi kepada Polri dalam menetapkan lima tersangka kasus simulator SIM. IPW berharap hal tersebut sebagai langkah awal Polri untuk serius menuntaskan kasus-kasus korupsi di internalnya.

"Ini satu tamparan bagi KPK yang lamban dan tidak profesional," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam pesan singkatnya, Minggu (5/8/2012).

Neta juga mengimbau Presiden SBY tidak perlu ikut campur dalam menangani kasus simulator SIM yag sedang ditangani KPK dan Polri. Menurut Neta sejak awal penanganan kasus tersebut mengandung banyak keanehan.

"Jika SBY cawe-cawe, sang presiden akan terjebak dalam keanehan-keanehan yang diciptakan KPK," tuturnya.

Neta mengungkapkan keanehan yang diciptakan KPK antara lain mengapa KPK memberikan konsensi join investigasi dengan Polri. "Dasar hukum apa yang dipakai KPK, dalam satu kasus bisa ditangani dua institusi (KPK-Polri)," tanya Neta.

Jika KPK memang punya bukti-bukti kuat, lanjut Neta, dengan 12 kewenangan yang dimilikinya KPK bisa mengusut kasus simulator SIM tersebut tanpa harus join investigasi dengan Polri. Neta menegaskan KPK punya keberanian dan ketegasan.

"KPK jangan banci. Dengann UU yang dimilikinya KPK bisa power full untuk terus mengusut kasus simulator SIM," tuturnya.

Neta juga mengatakan pihaknya tidak menyetujui jika Presiden SBY terjun lebih jauh menengahi KPK dan Polri. Keterlibatan SBY, lanjut Neta, bisa dinilai intervensi dan pemihakan, yang secara jangka panjang akan membuat politik balas budi.

"Ujung-ujungnya, jika membela KPK, SBY akan minta konsensi pada KPK agar kasus-kasus yang melibatkan tokoh-tokoh Demokrat dilenyapkan, padahal saat ini banyak tokoh Demokrat yang diperiksa KPK," katanya.

Neta mengatakan IPW sendiri saat ini sedang mlakukan invstigasi 3 kasus korupsi yang melibatkan sejumlah jenderal Polri, dugaan korupsi itu terjadi di Lembang, Cikeas, dan Cipinang.

Diketahui, KPK telah menetapkan tersangka mantan Kakorlantas Polri Irjen Djoko Susilo, Brigjen Didik Purnomo, Budi Susanto dan Sukotjo S Bambang. Sedangkan Polri menetapkan tersangka dalam kasus sama yakni Brigjen Didik Purnomo, AKBP TR, Sukotjo Bambang, Budi Susanto dan Kompol Legimo.

baca juga:

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan