Penembakan Solo
Pedagang Klewer Kaget Jadi Target Teroris
Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer kaget mendengar asar Klewer akan menjadi target perampokan teroris.
Editor:
Rachmat Hidayat
Baca juga di Tribun Jakarta Digital
TRIBUNNEWS.COM,SOLO - Muncul informasi kelompok teroris Solo tak hanya menyasar pos polisi namun juga merencanakan perampokan terhadap toko emas. Menurut polisi, toko emas yang diincar yaitu di kawasan Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah.
Kusbani, Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), kaget saat mendengar kabar toko emas di Pasar Klewer akan menjadi target perampokan para teroris. Meski dikenal sebagai sentra pasar kain dan pakaian terbesar di Solo, di Pasar Klewer memang banyak terdapat toko emas. Bahkan jumlahnya mencapai puluhan toko yang tersebar di berbagai sudut.
Menurut Kusbani, toko‑toko emas tersebut ada yang berada di kios bagian luar dan bagian dalam pasar. Seluruhnya terletak di lantai I. Toko emas yang terletak di bagian luar jumlahnya sekitar 20‑an kios. Rata‑rata kios tersebut memiliki ukuran sekitar 4x6 meter.
"Dibanding kios yang ada di dalam pasar, kios pedagang emas di bagian luar ini lebih besar ukurannya. Jadi emas yang dijual juga lebih banyak," katanya, Selasa (4/9/2012) kemarin.
Sedang toko yang ada di dalam pasar, jumlahnya sekitar 10‑an kios. Ukurannya lebih kecil, yakni sekitar 4x4 meter. Namun jumlah itu hanya kios yang memiliki ukuran sedang. Jika ditambah pedagang emas kecil yang kiosnya berukuran 1,5x2 meter, jumlah pedagang emas mencapai puluhan.
"Setiap hari toko‑toko emas itu sangat ramai pengunjung, tak kalah dengan kios pedagang pakaian. Traksaksinya mungkin mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah," katanya.
Dari puluhan toko emas itu, yang tepat berada di pinggir Jl dr Radjiman ada belasan, menghadap utara dan barat. Di sepanjang Jl dr Radjiman itu juga terdapat toko‑toko emas besar yang tersebar di kiri dan kanan jalan.
Menurut Kusbani, sepanjang tahun 2012, tak pernah terjadi tindak kriminal di toko‑toko emas Pasar Klewer. Kejadian kriminal terakhir terjadi tahun lalu. Saat itu sebuah toko emas dibobol maling.
"Setelah itu, pengaman kami perketat. Sekarang ini setiap hari toko‑toko emas selalu dijaga polisi bersenjata," katanya lagi.
Ketua HPPK, Abdul Kadir, menambahkan, pada awal Juli lalu, Pasar Klewer sempat diteror sebuah paket mencurigakan yang diletakkan di depan kiosnya. Saat dibuka, paket tersebut ternyata berisi jeriken, korek api dan jerami, mirip bom molotov.
Namun untuk menghindari agar para pedagang dan pengunjung tak panik, penemuan tersebut dirahasiakan selama berbulan‑bulan.
"Kita simpan rapat‑rapat temuan itu agar tak timbul ketakutan," katanya.
Sebelum peristiwa pengiriman paket bom itu, para pedagang sempat mendapatkan teror lewat pesan singkat (SMS) beruntun melalui nomor berbeda‑beda. Menurut Kadir, teror via ponsel itu berlangsung dari 26 hingga 30 Juli.
"Setelah itu di awal Juli, kiriman paket yang dibungkus kardus itu muncul. Dalam pesan singkat, pengancam katanya mau mengirim 10 paket. Saya tak tahu motifnya apa. Para pedagang sudah kami minta tak terpengaruh," ujarnya.
Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Parni Handoko, mengatakan, kejadian di Pasar Klewer tersebut masih dalam penyelidikan. Pihaknya mengaku telah meminta keterangan sejumlah saksi yang mengetahui pengiriman paket tersebut. Namun hingga saat ini belum ada titik terang pelakunya.
"Petugas dari Polsek selalu kami siagakan di Klewer untuk mengantisipasi tindak kejahatan, termasuk perampokan.
Kapolresta Solo Kombes Pol Asdjimain mengatakan, setelah teror penembakan pos polisi, jajarannya semakin meningkatkan pengamanan. Fokus pengamanan adalah sentra‑sentra perekonomian yang ramai masyarakat. Jika pusat keramaian tersebut sudah sepi, maka polisi yang bertugas akan ditarik.
"Tak ada status siaga di Solo. Kondisi masih aman, masyarakat juga beraktifitas seperti biasa," katanya. (tribun jogja)