Intoleransi
Din Syamsuddin: Intoleransi Ancam Kerukunan Bangsa
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan intoleransi menjadi ancaman kerukuran hidup berbangsa dan
Penulis:
Mochamad Faizal Rizki
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan intoleransi menjadi ancaman kerukuran hidup berbangsa dan bernegara.
Dalam acara Silaturrahim Tokoh Bangsa yang untuk keempat kalinya dilakukan, Din menuturkan, acara ini diselenggarakan sebagai wujud peran kebangsaan, tukar pikiran para tokoh bangsa dari berbagai kalangan, terutama mengenai masalah isu intoleransi yang akhir-akhir ini menjadi keprihatinan bersama.
"Intoleransi menjadi masalah sekaligus ancaman dalam kehidupan berbangsa bernegara yang majemuk ini, kerukuran terus terancam oleh munculnya ego sektoral, sektarianisme, primordialisme baik atas dasar agama, suku bangsa maupun yang bersifat politik," kata Din Syamsuddin kepada wartawan, di Aula Pusat Muhammadiyah, Jakarta Pusat, (6/9/2012).
Banyak tragedi atau kasus yang terjadi akibat intoleransi baik itu horizontal maupun bersifat vertikal antara rakyat dengan pemerintah.
"Hal tersebut dipicu akibat dari. adanya masalah-masalah terutama kesenjangan ekonomi," tutur Din.
Masalah, sengketa lahan di berbagai daerah di tanah air, lanjut Din, merupakan bukti bahwa negara belum mampu memanaje demokrasi.
"Ditambah lagi karena negara tidak cukup hadir mengatasi masalah-masalah yang akhirnya menjadi bom waktu," terang Din.
Lebih lanjut Din menjelaskan, pembiaran-pembiaran yang berlarut-larut inilah yang dilakukan oleh negara lama-lama akan menggoyahkan sendi-sendi nilai kehidupan kerukunan masyarakat.
Ia menggambarkan konflik sektarian (Ahmadiyah, Sampang), terorisme yang selalu menyudutkan Islam dan sengketa tanah milik rakyat dengan pengusaha dimana negara absen dalam membela kepentingan rakyat (Mesuji, Bima NTT, Papua dll).
"Fenomena seperti ini menjadikan agama pun tegoyahkan, tokoh-tokoh agama pun mengalami kegamangan, untuk itu kami ingin membangun aliansi kearifan, aliansi kebaikan, di berbagai lingkaran di tubuh bangsa ini, karena kami yakin masih ada watak-watak kearifan, kebaikan dan kenegarawanan dalam tubuh bangsa ini," tukasnya.
Dalam acara Silaturrahim Tokoh Nasional ini turut hadir pula berbagai tokoh politik, ekonomi, pengusaha, agama, pemerintahan. Diantaranya Wiranto, Akbar Tandjung, Jimly Assidiqie, Irman Gusman, Fuad Bawazier, Frans Magniz Suseno, AM Fatwa, Bambang Soedibjo, Sofyan Wanandi, Harry Tanoesoedibjo dan lain-lain.
Klik: