Rabu, 27 Agustus 2025

Penembakan Solo

Kisah Bayu Setiyono Hingga Jadi Teroris

Bayu Setiyono pria kelahiran Surakarta 15 Maret 1990 bercerita mengenai perjalanan hidupnya sampai akhirnya bergabung dengan

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Kisah Bayu Setiyono Hingga Jadi Teroris
Adi Suhendi/Tribunnews.com
Bayu Setiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bayu Setiyono pria kelahiran Surakarta 15 Maret 1990 bercerita mengenai perjalanan hidupnya sampai akhirnya bergabung dengan kelompok teroris. Ia menceritakan awal mula dirinya kenal dengan Farhan, Muchsin, dan Firman.

Cerita Bayu direkam tim Densus 88 Antiteror Polri saat dirinya akan diterbangkan ke Jakarta dari Yogyakarta untuk ditahan di Rumah Tahanan Markas Korps Brimob kemarin, Rabu (5/9/2012) pagi.

Ia memulai kata-katanya dengan salam dan mulai memperkenalkan diri, dalam gambar yang diambil sekitar 10 menit tersebut Bayu bercerita tentang dirinya sampai mengenal Farhan.

"Saya kecil dan besar hidup di Solo," ucap Bayu dalam rekaman tersebut.

Asal mula dirinya mengenal ajaran islam tentang jihad dimulai pada tahun 2007 ketika dirinya mulai bekerja di Pondok Pesantren Ngruki, Solo. Ditempat kerjanya itu lah Bayu mengenal Farhan, Firman dan Muchsin yang merupakan santri di Ponpes Ngruki.

"Saya bekerja di pondok, saya mengenal santri di situ, saya mempelajari islam dan saya minta pendampingan (di situ)," katanya dengan mimik penuh penyesalan.

Ia memiliki tekad saat itu, dirinya ingin mempelajari tentang islam sebaik-baiknya. Sambil tetap bekerja di Ponpes Ngruki, kemudian pada tahun 2008 Bayu masuk tim hisbah yang membuat dirinya mengenal istilah jihad.

"Pertama kali saya ikut pengajian yang dipimpin Sigit Qordowi. Setelah itu, kami melakukan amal maaruf nahi munkar. Saya mengikuti pengajian itu selama satu setengah tahun," ungkapnya.

Dalam pengajian tersebut, ia belajar banyak tentang bagaimana mencegah kemungkaran. Tetapi pada tahun 2009 dirinya keluar dari pengajian tersebut karena takut keluarganya dikucilkan dan akan sulit mencari pekerjaan.

Ia bercerita banyak tentang kelompok Hisbah. Bayu mengungkapkan bahwa dalam pengajian yang dipimpin Sigit Qordowi melakukan aktivitas jual beli senjata untuk memberikan jalan kepada kelompok pengajiannya melakukan aktivitas amaliyah.

"Sigit memberikan jalan yaitu (menjual) senjata-senjata. (Senjata) dari Filipina dijual belikan ke Solo, Cirebon, Jakarta, Bekasi. Dan mungkin ikhwan-ikhwan (sebutan orang-orang yang melakukan jihad) itu sudah tertangkap semua," ucapnya.

Selain itu dalam kelompok Hisbah pun menurut Bayu melakukan pembaiatan yang dilakukan Sigit Qordowi. Meskipun sudah keluar dari pengajian yang dipimpin Sigit Qordowi, tetapi hasratnya untuk melakukan jihad tidak pernah padam.

Kemudian pada tahun 2010, Farhan, Muchsin, dan Firman lulus dari Ngruki dan teman-taman Bayu tersebut melakukan pengabdian.

"Selesai pengabdian Mukhsin dan Firman ketemu (kembali dengan saya) di 2011 (bersama dengan seseorang). Tidak tahu namanya siapa, pertama ketemu Firman pembicaraanya tentang halaqoh (sekumpulan orang yang ingin mempelajari dan mengamalkan Islam secara serius)," ungkap Bayu yang mengenakan kaos hitam.

Tetapi pembicaraan mengenai halaqoh tersebut belum berjalan karena saat itu Muchsin belum datang dari Jakarta. "Tiga hari kemudian datang lah Muchsin ketemu di Masjid Al Huda. Disitu (saya) berempat, saya, Muksin dan Firman, dan orang yang tidak tahu saya namanya siapa," ujarnya.

Kemudian seiring berjalannya waktu, Farhan yang telah mengenyam pendidikan militer di Moro, Filipina datang ke Solo pada tahun 2012 dengan membawa senjata api, 200 amunisi, dan granat. "Di situlah kami ingin membuat pecah Solo dan membuat aparat-aparat togut (polisi) ketakutan. Insyaallah untuk tegaknya syariah islam dan khilafah islamiyah," ungkapnya.

Dari sanalah mulai Bayu bersama teman-temannya merencanakan untuk melakukan penyerangan terhadap anggota kepolisian yang dianggap mereka sebagai togut. Perencanaan tersebut dilakukan di Gunung Merbabu, Boyolali, Jawa Tengah sekitar bulan Juni 2012.

"Kami terdiri sekitar enam orang. Salah satunya donatur kami," ucapnya.

Klik:

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan