Ironis Badak Jawa Se-Indonesia Tinggal 35 ekor
Saya merasakan kegalauan di hati saya

TRIBUNNEWS.COM,BOGOR- Enam puluh wartawan dari berbagai kota di Pulau Jawa, berkumpul di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Bogor, dalam rangka orientasi wartawan konservasi, Sabtu (6/10). Forum yang tergabung dalam Forum Komunikasi Satwa Liar (FOKSI) ini bicara soal ancaman kepunahan spesies badak.
Ketua Yayasan Badak Indonesia (Yabi)Widodo S Ramono mengatakan, saat
ini, populasi Badak Sumatera disinyalir tidak lebih dari 150 ekor. Sementara untuk Badak Jawa (Javan Rhino) malah lebih memprihatinkan dengan hanya berkisar 35 ekor saja. Dan spesies badak jawa itupun habitatnya kini hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon.
"Saya merasakan kegalauan di hati saya, karena apa yg kita kerjakan untuk satwa liar, tidak cukup dipahami banyak orang. Kita sangat prihatin," tegas Widodo di hadapan wartawan, Sabtu (6/10/2012).
Dulu tegas Widodo, populasi Badak Jawa tidak hanya di Jawa. Tetapi juga di Sumatera. Namun, satu persatu mereka mati satu karena bakteri coli. Widodo tidak ingin badak jawa bernasib seperti di kota Cat Loc, Vietnam yang dinyatakan punah oleh organisasi internasional Rhino Foundation pada 2011 lalu.
"Prinsip kami, kami akan mencoba semaksimalnya untuk selamatkan badak. Akan mencoba menyediakan habitat, makan, kesejahteraan (perlindungan) dan mencoba membuat inseminasi buatan," sambung alumni Universitas Indonesia (UI) ini.
Masalahnya, ancaman terhadap spesies Badak Jawa bukan hanya karena penyakit dan juga manusia, tetapi juga karena faktor alam. Dijelaskan Bambang, Taman Nasional Ujung Kulon lokasinya berdekatan dengan Gunung Krakatau. Juga terletak di lempeng bumi sesar selat Sunda yang membujur sepanjang selat Pulau Sumatera dan Jawa.
"Artinya, kalau terjadi pergeseran lempeng dan disusul, bencana tsunami, badak jawa bisa seketika punah dari muka bumi," sambung Widodo.