Dugaan Korupsi di PLN
Marzuki Dorong DPR Ungkap Inefesiensi PLN Rp 37 Triliun
Ketua DPR Marzuki Alie berpendapat bahwa sungguh tidak mungkin anggaran sebesar Rp 37 triliun di PLN dihabiskan untuk mengamankan listrik di Jakarta
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Anwar Sadat Guna

Dahlan tegaskan, jadi pilihannya yaitu menggunakan BBM. Namun, persoalannya tidak berhenti di situ saja. Apalagi, BBM lebih mahal dari gas, maka terjadi inefisiensi triliunan rupiah.
Karenanya, menurut Dahlan Iskan, temuan Badan Pemeriksa Keuangan yang menemukan anggaran Rp 37 triliun dari PT PLN.
Menurutnya, temuan BPK tersebut, harusnya lebih besar lagi dari Rp 37 trilun saat dirinya menjabat Direktur Utama PT PLN.
"Itu betul. Bahkan menurut saya kurang besar, harus lebih besar dari itu. Rp 37 triliun kurang besar," ungkap Dahlan.
Dahlan juga menegaskan bahwa BPK dalam laporannya tidak menyalahkan PLN dan tidak menyebutkan ada kerugian negara. Tapi PLN tidak berhasil menghemat anggaran.
"Kalimat di BPK itu. (Itu terjadi) karena PLN tidak mendapatkan gas. Di dalam temuan BPK tidak ada kalimat yang menyalahkan PLN," jelas dia.
Seperti diberitakan, audit BPK menyatakan bahwa terjadi pemborosan keuangan PT PLN sebesar Rp 37 triliun. Pengelolaan anggaran PLN yang dicap tak efisien itu terjadi pada 2009-2010, hanya karena membakar BBM di pembangkit listrik tenaga gas.