Kamis, 25 September 2025

Sindikat Narkoba Mulai Bidik Pasar Heroin Indonesia

Berdasarkan barang bukti heroin yang berhasil disita Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba menunjukkan peningkatan yang signifikan

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Sindikat Narkoba Mulai Bidik Pasar Heroin Indonesia
Warta Kota/Adhy Kelana
Polisi narkotika mengawal para tersangka saat rilis dan pemusnahan barang bukti narkotika di Lapangan Bhayangkara Polri, Jakarta Selatan, Rabu (19/12). Pemusnahan narkoba sebanyak 215 kilogram sabu dan 1,7 kilogram heroin ini dipimpin Kabareskrim Komjen Sutarman. Lalu diikuti sejumlah undangan lintas-profesi, mulai dari Kepala Badan Narkotika Nasional Irjen Pol Anang Iskandar sampai pedangdut Dewi Perssik. Warta Kota/adhy kelana

TIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan barang bukti heroin yang berhasil disita Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2011.

Direktur IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Arman Depari menjelaskan bahwa pada 2011 Polri hanya menyita 66,97 gram sementara pada 2012 Polri berhasil menyita 5 878,44 gram heroin.

“Bila hanya 66,97 gram itu mungkin untuk konsumsi pribadi saja, tetapi bila sudah lima kilo gram kemungkinan besar mereka ingin membuka pasar di Indonesia,” kata Arman di Gedung Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba, Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (20/12/2012).

Terang Arman heroin biasanya dipasok sindikat Narkoba dari Afrika dengan menggunakan kurir, masuk melalui Malaysia. Heroin biasanya berasal dari negara-negara segitiga emas sehingga akan mudah masuk ke wilayah Indonesia.

Selain itu, Narkotika lainnya yang mengalami peningkatan adalah Hashish. Pada 2011 Polri hanya berhasil menyita 230,99 gram dan 2012 meningkat menjadi 7 604,44 gram.

Tentu saja kondisi tersebut menunjukan hal yang mengkhawatirkan dimana saat ini Indonesia pun menjadi pasar terbesar sabu dan ekstasi untuk wilayah Asia. Barang bukti sabu yang berhasil disita pada tahun 2011 sebanyak 433.868, 15 gram, jumlah tersebut meningkat pada 2012 sebesa 1.924.856, 70 gram atau mengalami kenaikan sebesar 343, 65 persen.

Sedangkan ekstasi mengalami peningkatan pengungkapan dari 780.885, 25 tablet di 2011 meningkat menjadi 2.835.324,80 tablet di 2012 atau meningkat 263,09 persen.

“Barang bukti yang berhasil disita oleh Polri secara kuantitas maupun kuantitas terus meningkat terutama narkotika jenis Amphetamine Type Simultan (ATS) seperti ekstasi dan sabu,” ujarnya.

Belakangan ini Narkotika jenis ATS ini banyak diselundupkan baik melalui jalur laut maupun udara. Hal tersebut merupakan perubahan modus operandi baru, diamana sebelumnya para sindikat narkoba membuat laboratorium gelap narkoba untuk produksi di dalam negeri sebagai home industri atau kichen lab antara tahun 2010 dan 2011 banyak bermunculan dan sebagian besar atau hampir seluruhnya dapat diungkap Polri.

“Sehingga sindikat narkoba tahun 2012 mengubah modus operandinya dengan mengirim dari luar negeri terutama berasal dari Cina, Malaysia, Iran, India, Thailand, dan Belanda,” ungkapnya.

Klik:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan