Konflik Partai NasDem
Apakah PDIP, Gerindra atau Hanura Tempat Berlabuh Hary Tanoe?
Pengunduran diri Hary Tanoesoedibjo dari keanggotaan Partai NasDem, Senin (21/1/2013) cukup mengejutkan. Padahal, partai
Penulis:
Anwar Sadat Guna

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengunduran diri Hary Tanoesoedibjo dari keanggotaan Partai NasDem, Senin (21/1/2013) cukup mengejutkan. Padahal, partai ini baru saja diumumkan KPU sebagai partai politik peserta Pemilu 2014.
Kiprah Hary di Partai NasDem tentu tak diragukan lagi. Kapasitasnya sebagai pengusaha maupun bos media turut memberi andil dalam membesarkan NasDem.
Ia beberapa kali hadir dalam acara Restorasi Indonesia yang diusung partai NasDem, termasuk membesarkan partai lewat iklan-iklan yang ditayangkan di MNC Group.
Hary Tanoe terjun ke dunia politik mulai terdengar pada Oktober 2011. Dan pada November 2011, untuk pertama kalinya bos MNC Group itu muncul di acara Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama.
Partai NasDem sendiri diresmikan di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara pada 26 Juli 2011 silam. Di partai tersebut, Hary dipercaya sebagai Ketua Dewan Pakar.
Pengunduran diri pria yang masuk daftar orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar (2011) itu tentu menjadi 'santapan' empuk partai-partai peserta Pemilu 2014.
Sebut saja PDIP, Hanura, dan Gerindra. Partai-partai ini secara tegas membuka diri menerima adik kandung Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo itu masuk dalam jajaran keanggotan partai.
Wakil Ketua DPP Partai Hanura, Akbar Faizal mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan konglomerat media tersebut.
"Kami siapkan karpet merah untuknya di Hanura," kata Akbar ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (21/1/2013).
Sementara PDIP sudah menyatakan ketertarikannya terhadap Hary. Partai pimpinan Megawati Soekarno Putri tersebut kabarnya memang membutuhkan sosok Hary Tanoe untuk akses media.
"Khusus HT (Hary Tanoesoedibjo), PDIP akan diuntungkan in terms of access to media. Kali ini, itu bargainnya?," kata politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari kepada Tribunnews.com, Senin (21/1/2013).
Partai Gerindra pun tak ingin ketinggalan. Partai besutan Prabowo Subianto itu mempertimbangkan menerima Hary masuk dalam jajaran pengurus partai.
Hary Tanoesoedibjo, lahir di Surabaya, 26 September 1965, adalah seorang pengusaha Indonesia. Dia memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia.
Di antaranya, Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, sebagai Komisaris PT Mobile-8 Telecom Tbk, dan Indovision.
Hary juga merupakan Presiden Direktur PT Global Mediacom Tbk (sejak tahun 2002), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut.