Rabu, 27 Agustus 2025

JK Sarankan BPJS Sponsori Pertandingan Sepakbola

Menurut JK, kebijakan pemerintah soal jaminan kesehatan, telah menghilangkan kekhawatiran masyarakat akan gangguan kesehatan

Tribun Batam/Hadi Maulana
Pelayanan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Batam I, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (2/7/2015). Peraturan baru pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT) yang sebelumnya lima tahun satu bulan kini menjadi 10 tahun masa kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Naker), dan baru bisa dicairkan secara keseluruhan bila peserta telah berusia 56 tahun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agar bisa berkontribusi lebih banyak lagi untuk kesehatan masyarakat, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) disarankan sponsori pertandingan sepakbola.

"Saya bilang sama BPJS, anda harus sponsori pertandingan sepakbola. Supaya anak olahraga, anak-anak sehat, supaya anda tidak diklaim banyak," ujar Wapres Jusuf Kalla (JK) di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu(29/7/2015).

Menurut JK, kebijakan pemerintah soal jaminan kesehatan, telah menghilangkan kekhawatiran masyarakat akan gangguan kesehatan.

Hal itu juga telah membuat masyarakat menggampangkan banyak hal terkait gangguan kesehatan.

"Apa pikiran rakyat? Yang terbayang adalah kebijakan kesehatan kita seakan bilang, hai rakyat, ketika Anda sakit, pemerintah tanggung semua," kata JK.

Padahal pola pikir yang benar mengenai kesehatan adalah dengan selalu berusaha agar kesehatan tetap terjaga, dan bukan menggampangkan segala sesuatunya, hanya karena kini pemerintah memberikan jaminan kesehatan.

"Kita harus balik filosofi itu, tetaplah Anda sehat. Kita harus perbanyak anggaran air bersih, olahraga, dan segala aspek pencegahan didahulukan," tutur JK.

Anggaran kesehatan saat ini lanjut JK mencapai 5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ditambah dengan subsidi yang salah satunya berbentuk Akrtu Indonesia Sehat (KIS), yang jumlahnya mencapai 9 persen dari APBN. Total anggaran untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), mencapai sekitar Rp 40 triliun.

"Sekarang bikin rumah sakit sebanyak-banyak, beli (alat) rontegen karena kita siap siapapun sakit. Kita harusnya dorong orang sehat dengan cara macam-macam. Rumah harus bagus, harus banyak lapangan bola," jelasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan