Rabu, 8 Oktober 2025

Kontroversi Gafatar

Pengamat Sosial: Waspada Saat Ikut Pengajian,Kalau Ustaznya Belajar dari Google Jangan Diikuti

Gafatar terindikasi merupakan pecahan Al Qiyadah Al Islamiah yang dahulu dipimpin Ahmad Musadeq

KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI
Sekretaris Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Sultra, Nasruddin Majid di depan kantornya di Kendari. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekrutan anggota-anggota baru diduga sedang dilakukan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menyusul kasus hilangnya dokter Rica di Yogyakarta dan ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Gafatar terindikasi merupakan pecahan Al Qiyadah Al Islamiah yang dahulu dipimpin Ahmad Musadeq.

Mereka merekrut aktivis dan mantan aktivis, serta profesional muda yang pengetahuan agamanya pas-pasan.

Pengamat Sosial Universitas Negeri Semarang (Unes) Moh Yasir Alimi PhD pun meminta masyarakat mewaspadai keberadaan Gafatar.

Ia menyarankan kepada masyarakat terutama umat muslim untuk berhati-hati ikut pengajian dan bertanya lebih dulu tentang ilmu agama kepada ustaz serta alirannya apa.

"Kalau ustaznya hanya belajar dari buku saja, tentu jangan diikuti. Apalagi hanya belajar dari google atau postingan berita. Jangan sampai urusan agama dan akhirat itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya dan yang tidak punya guru. Jangan juga serahkan urusan agamamu pada dunia cyber yaitu wartawan yang tidak diketahui namanya, siapa gurunya, apa disiplin ilmunya, dan kesehatan jiwanya," kata Yasir Selasa(12/1/2016).

"Intinya jangan serahkan urusan akhirat kita pada makelar ideologis. Carilah wali atau kiai yang benar-benar paham tentang agama untuk belajar karena inti agama adalah untuk membebaskan, bukan untuk menindas atau mengajarkan kebencian," tambah Moh Yasir.

Begitu juga dengan para kaum muda seperti mahasiswa, Moh Yasir menyarankan agar selalu melibatkan dosen pembimbing dalam membaca atau menyusun skripsi, tesis, atau desertasi, terutama untuk urusan ilmu agama.

Ia juga menegaskan pentingnya penguatan cinta tanah air dan bangsa.

Menurutnya Pancasila adalah saripati ajaran ketuhanan yang sudah terbukti kebenarannya.

Yasir tidak lupa menyarankan agar setiap orang yang mau bepergian wajib minta izin.

"Nek arep lungo, izin bojo, izin wong tuwo (kalau mau pergi, izin suami, ijin orang tua," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved