Selasa, 26 Agustus 2025

WNI Disandera Abu Sayyaf

ABK Mengira Kapal yang Mendekat Berisi Polisi Filipina Meminta Air

Alvian merupakan satu dari 10 ABK yang dibebaskan Abu Sayyaf.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Valdy Arief
Alvian Elvis, satu dari 10 sandera yang dibebaskan militan Abu Sayyaf. 

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kru Kapal Tunda Brahma 12, Alvian Elvis menceritakan saat-saat kapalnya dibajak kelompok Abu Sayyaf.

Saat itu, Alvian sedang bertugas jaga di dek kapal dan melihat gerak-gerik kapal mendekat dari kejauhan.

"Kira-kira sekitar pukul 15.00 sampai 15.20, itu pas jam jaga saya sebagai perwira jaga di atas. Saya udah lihat ada perahu dari jauh,‎" ujar Alvian di kediamannya di Jalan Swasembada Barat 17 nomor 25, Selasa (3/5/2016).

Alvian merupakan satu dari 10 ABK yang dibebaskan Abu Sayyaf.

Saat kapal semakin mendekat, ia kemudian menghubungi kru lainnya yakni masinis III dan kapten ‎Kapal.

Alvian kemudian bertanya kepada kaptennya tindakan apa yang harus dilakukan.

Beberapa menit berselang, ia melihat sejumlah orang di kapal tersebut menggunakan seragam kepolisan Filipina (PNP).

Ia tidak menyangka jika yang mendekat adalah pembajak yang sering beroperasi di perairan Tawi-tawi.

Sebab awalnya ia mengira jika mereka ada polisi sungguhan yang hendak meminta air minum.

"Makanya kita pas lihat mereka itu pertamanya mereka pakai kaos PNP (Police National Philipine). Pas pertama lihat, saya kira polisi , karena di tengah laut mungkin mau minta air," katanya.

Betapa kagetnya Alvian begitu Kapal berhimpitan, gerombolan orang yang mengenakan kaos polisi ‎tersebut mengeluarkan senjata laras panjang.

Salah seorang dari mereka kemudian memerintahkan untuk mematikan mesin kapal. Karena membawa senjata kapten kapal pun akhirnya mematikannya.

"Jadi, pas mereka merapat langsung keluar semua senjata. Disuruh stop mesin. Mereka masih di samping, dikasih kode kapal untuk berhenti, kita ikuti berhenti‎," katanya.

Begitu naik ke TB Brahma 12, pembajak yang jumlahnya kurang lebih delapan orang tersebut langsung menodongkan senjata. Mereka lalu memanggil seluruh kapal, termasuk mereka yang berada di ruang mesin dan ruang istirahat. Setelah dikumpulkan seluruh ABK di borgol.

Delapan orang dibariskan, sementara ia dan kapten kapal di dekat kemudi, karena pembajak tidak dapat mengoperasikan kapal. Alvian mengatakan saat itu ia meminta kepada salah seorang pembajak untuk tidak memborgol ABK. Alvian memberikan jaminan jika seluruh kru kapal tidak akan bertindak macam-macam termasuk menceburkan diri ke laut. Pembajak akhirnya percaya dan melapaskan ikatan borgol‎.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan