Rabu, 27 Agustus 2025

Gories Mere Diangkat sebagai Staf Khusus Presiden, PP Pemuda Muhammadiyah: Sayang Sekali

Keputusan Presiden Jokowi mengangkat Gories Mere, menurut Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, ahistoris.

Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak di kantor ICW, Jakarta, Minggu (11/10/2015). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo, yang mengangkat Gories Mere sebagai staf khusus Presiden.

Dahnil dalam konfrensi pers di kantor PP Muhamadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2016), mengaku yakin Gories yang merupakan mantan mantan Kepala Densus 88, akan menangani soal terorisme dan intelijen. Padahal, rekam jejak Gories tidaklah mulus.

"Keputusan Jokowi mengangkat Gories Mere menurut kami ahistoris," katanya.

Ia menuduh Gories yang merupakan salah satu pendiri Densus 88, sebagai orang yang menggagas stigmatisasi terhadap kelompok tertentu sebagai pelaku teror.

"Kita sayang sekali kemudian dia jadi staf khusus bidang intelijen," ujarnya.

Penunjukan Gories sebagai staf khusus dilakukan bersama penunjukan Diaz Hendropriyono, putra mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono.

Hal itu pertama kali diumumkan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Namun, hingga kini belum dijelaskan secara spesifik tugas pokok dua staf khusus baru tersebut.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan