Senin, 11 Agustus 2025

Pilgub DKI Jakarta

Ruhut: Kalau Aku Dipecat, Hati-hati Partai yang Memecat

Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menegaskan dirinya ingin tetap di Demokrat.

Editor: Hasanudin Aco
youtube
Politikus Demokrat Ruhut Sitompul. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menegaskan dirinya ingin tetap di Demokrat.

Menurut dia, tak ada yang bisa mengganggu keanggotaannya di partai kecuali Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun, ia mengaku tak khawatir jika pada akhirnya ia dipecat partai.

"Aku tunggu kalau memang dipecat. Aku katakan, Demokrat bukan partaiku yang pertama, tapi partaiku yang terakhir. Tapi kalau tetap dipecat, enggak ada masalah. Aku akan jadi tokoh independen seperti Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama)," ujar Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Baca: Diputuskan, Ruhut Sitompul Dipecat dari Partai Demokrat

Baca: Selain Ruhut Sitompul, Demokrat Juga Pecat Hayono Isman

Baca: Agus Hermanto: Ruhut Sitompul di Demokrat Sudah Selesai

Ruhut menambahkan, saat ini banyak partai yang menawarkan dirinya untuk bergabung.

Namun, ia menolak membeberkan partai mana saja yang mengajaknya bergabung.

"Aku enggak enak bilangnya. Tapi sekarang sudah enam atau tujuh. Bayangkan dan kalian tebak lah mana partai itu," tutur Anggota Komisi III DPR itu.

Menurut Ruhut, Demokrat rugi jika memecatnya sebagai kader.

"Kalau aku dipecat, hati-hati partai yang memecat. Ruhut gitu, lho. Oplahnya gede," tuturnya.

Ruhut adalah anggota DPR dari daerah pemilihan Sumatera Utara I.

Ia memperoleh 34.685 suara ketika Pileg 2014.

Dewan Kehormatan Demokrat sebelumnya memutuskan Ruhut dipecat dari keanggotaan partai.

Wakil Ketua Dewan Kehormatan Demokrat, Denny Kailimang mengatakan, kasus Ruhut telah disidangkan empat kali.

Keputusan pemecatan diambil dalam sidang Wanhor Demokrat pada 24 Oktober 2016.

Ruhut dianggap memiliki sikap yang bertentangan dengan kebijakan-kebijakan partai, salah satunya terkait Pilgub DKI Jakarta 2017.

Ruhut dianggap melanggar kode etik yang diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai serta Pakta Integritas.

Keputusan Wanhor itu akan ditindaklanjuti oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai. Ia memastikan keputusan Wanhor tak akan berubah di tingkat DPP.

"Itu tinggal pelaksanaannya aja. Sesuai dengan AD/ART," ucap Denny.

Sementara Ruhut mengaku akan mundur sebagai anggota DPR. Langkah itu akan dilakukannya pada masa reses DPR 28 Oktober 2016.

Surat pengunduran diri akan disampaikan Ruhut kepada Demokrat pada masa reses.

Ruhut mengaku memilih mundur agar total memenangi pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI 2017.

Sementara Demokrat mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.

Penulis:  Nabilla Tashandra

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan