Kamis, 21 Agustus 2025

KM Zahro Express Terbakar

Kisah-kisah Pilu Keluarga Dadin yang Terjebak Kobaran Api KM Zahro Express

Tampak sejumlah petugas DVI dan kamar jenazah menitikkan air mata menyaksikan momen dramatis tersebut.

Penulis: Abdul Qodir
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Muhammad Iriawan (seragam cokelat; kiri) memberikan dukungan moril kepada keluarga korban terbakarnya kapal KM Zahro Express, Dadin Suganda (kakek 65 th, kanan kedua), Tony Martinus Gunawan (baju cokelat; menantu 39 th, kiri) dan Rivanno Rains Gunawan (cucu Dadin, 3 th; digendong ayahanda Tony), di RS Polri, Kramat Jati, Senin (2/1/2017). 

"Setelah kebakaran di kapal, saya kehilangan istri, dua anak dan dua menantu. Hendra dan Amirah masih dirawat karena kena asap dan masuk air ke paru-paru," ucap lirih Dadin saat ditemui di RS Polri, Jakarta, Senin, 2 Januari 2017.

Hari berikutnya, tak tampak lagi sosok kakek Dadin saat diumumkannya identifikasi satu per satu dari keempat jenazah anggota keluarganya, termasuk jasad sang istri, di RS Polri.

Menurut anggota keluarga, kakek Dadin menunggu di kampung halaman atau rumah duka, Lembang, Bandung, untuk menunggu satu per satu dari keempat jenazah orang yang dicintainya itu. Keluarga pun khawatir dengan kesehatan sang kakek.

Ada empat anggota keluarga Dadin yang bergantian berjaga di RS Polri untuk menunggu pengumuman dari petugas tentang hasil identifikasi jenazah yang masih berada di kamar jenazah.

Sebab, masih ada empat anggota keluarganya yang belum ditemukan dan diduga kuat menjadi bagian korban meninggal karena terjebak di dalam kapal yang meledak dan terbakar itu.

Benar saja, karena hari-hari berikutnya petugas mengumumkan keempat anggota keluarga Dadin tersebut menjadi bagian dari sejumlah jenazah yang teridentifikasi.

Keempatnya, yakni Yeti Herawati (43); suami istri Iwan Kurniawan (48) dan Ani Maryani (43); serta istri Dadin, Eha Julaeha (61).

Fikran Shafa Alam (17), putra pasangan Yeti Herawati dan Iwan Kurniawan, hanya bisa duduk termenung tanpa menitikkan air mata di depan peti jenazah ibundanya, depan kamar jenazah RS Polri pada Selasa, 3 Januari 2017.

Seakan air matanya habis setelah tiga hari dalam kebingungan dan kesedihan mencari jasad orangtuanya.

Yang pasti, hari berikutnya Fikran bersama dua adiknya, Azka Nadhira Putri dan Adinda Meisa Alivia akan menjalani hidup sebagai yatim piatu.

Momen tak kalah menyedihkan juga terjadi kala Hendra Maulana memboyong putri tunggalnya yang masih berusia 4 tahun, Amirah Hanifah Putri, ke depan peti jenazah Ani Maryani yang sudah berada di dalam mobil ambulance.

Keluarga menginginkan Amirah untuk melihat terakhir kali jenazah ibundanya itu sebelum dibawa ambulance menuju Lembang, Bandung, untuk dimakamkan.

Hendra pun tak kuasa menahan tangis saat menunjukkan peti jenazah

"Amirah dan ayahnya selamat. Tapi setelah kejadian mereka dirawat di RSPAD Gatot Soebroto karena kemasukan asap dan air. Amirah belum ngerti kalau ibunya sudah tidak ada lagi. Makanya ini yang terakhir sebelum dimakamkan," ujar adik almarhumah Ani Maryani, Yuli (37).

Kamar jenazah RS Polri menjadi saksi bisu dan tempat yang tidak terlupakan buat Yuli. Sebab, ia dan tiga anggota keluarga Dadin lainnya harus bolak-balik dari Bandung-Jakarta untuk mengurus data identifikasi dan mengantarkan kelima jenazah ke kampung halaman untuk dimakamkan.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan